Fotografi: Mimik dan Momen

Perempuan bergaun putih dengan ekspresi galau memandang ke depan. Taken by Nikon D90; f/45; ISO-640

AKU
melangkahkan kakiku keluar dari Museum Seni dan Ilmu Pengetahuan ke kawasan Bayfront. Itu menjadi salah satu tempat para warga Singapura menghabiskan sore harinya.

Umumnya mereka akan duduk di pinggir kolam teratai. Baik sendiri, atau berdua, atau bersama keluarga.

Lantas apa yang menarik yang kudapat dari situ? Mimik. Ya, menangkap momen ekspresi wajah dari ragam orang yang duduk di situ. Tadinya, aku mau memotret gedung-gedung pencakar langit di kaki Marina Bay Sands itu. Namun, kegiatan itu berubah. Karena momen. Emosi manusia terefleksi dengan jelas di wajah. Galau dan murung ditandai dengan ekspresi sedih. Demikian juga momen bahagia dan sukacita ditandai dengan tawa, atau momen serius ditandai dengan garis wajah yang mengetat tegas dan mata yang tajam.  Saya jadi lebih tertarik memotret wajah dan kegiatan orang-orang di sana. Momen itu baik bagiku.

Mereka ada yang duduk berdua. Berpasangan. Ragam aktivitas. Ada seorang pria yang menenangkan emosi pacarnya. Ada juga seorang pria paruh baya yang memperhatikan istrinya mematikan ponsel usai menghubungi seseorang di luar jangkauan mereka.

Ada lagi tiga anak bersaudara yang sedang menikmati cookies dengan asyik. Atau dua orang teman yang memakai kostum superhero kesukannya melakukan sesi swafoto.

Ada satu lagi yang menarik perhatianku. Seorang perempuan yang berjalan agak linglung memilih tempat duduk. Dia lalu memutuskan duduk di dudukan dengan pohon palem di sebelahnya. Dia tampak murung. Sesekali ia menundukkan kepala, lantas memandang jauh. mungkin dia menghadapi masalah yang membuat dia galau saat itu. Aku mengarahkan lensaku ke arahnya. Sambil membidik kamera, dalam hati aku berujar: Well, galau itu hal yang normal. Galau tercipta untuk menghiasi hari-hari manusia. Bukan cuma perempuan bergaun putih itu, kita semua pun pernah galau.

Lewat ragam mimik ini, aku menuliskan ini:

Aku baik-baik saja duduk di sini.
Dalam kesendirian atau bersama.
Aku hanya butuh waktu dan tempat untuk berhenti sesaat. Beristirahat.

SEMUANYA AKU ABADIKAN LEWAT FOTO DI BAWAH INI. Selamat menikmati.

Ekspresi wajah bahagia. Taken by Nikon D90-f/45; ISO-640

Beragam momen. Duduk di taman kolam teratai Bayfront Centre, Singapura.

Swafoto dengan teman.

Kita melihat objek yang berbeda.

Antri dengan ponsel dalam genggaman.

Kita tunggu mama di sini sambil makan cookies.

Pasangan duduk di Taman kolam teratai menikmati sore hari.

Sendiri atau berdua dengan teman, masing-masing dari mereka punya momen. Punya hal untuk dipikirkan.

Ama dan akong.

Kita lebih baik diskusi di sini saja sebelum memutuskan pulang.

Crossing in front of the cafe.

 

Ps: Just contact me if you want to use my photo. I'll send you the originally size.


All love and God Bless
Chaycya 

Singapura, Oktober 2022

3 comments :

  1. ambil foto candid itu memang punya kesenangan tersendiri, karena expresi yang didapat semua natural, sedih senan, lucu, galau dsb :)

    ReplyDelete
  2. Kalo kata om nuel, candid ya? 🙂

    ReplyDelete
  3. Ngebayangin duduk di pinggir kolam teratai tu setelah capek jalan sana-sini, legah rasanya... Meluruskan kaki sambil minum dan ngemil. Ahhhhh ilang capek sejenak. Ide ceritanya apik, mimik dan momen.... Paling suka mimik tiga bocah dengan makanan di tangan mereka.

    ReplyDelete

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler