Jogging dan Rumah Ibadah

Pedestrian dekat komplek tinggal dengan logo Kota Batam.

SAYA
memutuskan jogging hanya di sekitar komplek tinggal hari ini. Selain karena cuaca yang sendu-sendu galau takut hujan, saya juga membagi waktu supaya jangan sampai telat mengikuti virtual meeting and discussion tentang Kekerasan Terhadap Jurnalis Perempuan yang ditaja Kedutaan Amerika Serikat, pukul 06.30 PM.

Gereja HKBP Lubukbaja.

Okelah. Saya memulai jogging dari arah Baloi. Rumah ibadah HKBP Lubukbaja yang berdiri megah dengan perpaduan desain Timur Tengah dan Batak Toba yang terlihat pertama. Gereja ini menjadi tempat pertemuanku, melapor ke Bos Besar setiap hari minggunya (mostly).

Berlanjut jalan ke arah Nagoya. Dari lampu merah Harmoni, berdiri megah Masjid Jabal Arafah. Masjid ini milik perorangan. Yang aku tahu, dibangun Mantan Menpan-RB asal Batam kelahiran Sumatera Barat. Saya sudah pernah masuk ke dalamnya. Di sini ada perpustakaan, dan juga puncaknya menjadi tempat melihat Nagoya secara keseluruhan. Bagi pengunjung yang tak berhijab seperti saya, pengurus masjid memberi jubah hitam untuk dipakai saat eksplore masjid ini. Ini menjadi salah satu objek wisata religi di kota ini.

Masjid Jabal Arafah saya foto dari Perempatan lampu merah Harmoni, Nagoya.

Dari simpang apartemen Harmoni, lalu berbelok ke arah Penuin. Di kawasan ini ada Vihara dan Tuapekong Kongkhucu dalam satu kawasan. Saya tak melewatinya. Sebelum tiba di kawasan vihara itu, saya belok kiri menuju Windsor, tempat vihara Budha Tzu Chi berada. Bangunan ini tergolong baru. Megah. Setiap melihatnya, saya diingatkan dengan kuil-kuil Budha di Jepang. Cuma kalau di Jepang terbuat dari kayu kebanyakan, kuil Tzu Chi ini bangunan permanen.

Vihara Budha Tzu Chi.

Saya pernah mewawancarai relawannya. Bangunan ini dibuat besar, supaya ketika terjadi bencana (jauh-jauhlah ya) bisa menampung ribuan warga. Atau bisa menjadi tempat peristirahatan musafir. Meski vihara, tidak berbatas agama dan ras. Siapa saja. Ah saya suka AMAL dan  KEBAIKAN yang diajarkan Budha Tzu Chi ini. Apalagi barang-barang recycle dan kue bulan vegetarian mereka setiap festival Kue Bulan tiba. Saya pasti membelinya. Pelestarian lingkungan, misi amal,  budaya humanis, kesederhanaan dalam ketiadaan menjadi hal-hal yang kupelajari dari mereka ini. Saya suka duduk berbincang-bincang dengan relawannya. But mostly, relawannya ini adalah orang-orang kaya yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, yang lalu menjalankan amal. Bantuan mereka tak berbatas pemeluk Budha saja, tapi antar lintas agama.

Can you spot The Catholic Church Paroki Santo Petrus?

Dari depan bangunan vihara ini, di kejauhan, di bukit, ada Gereja Katolik Paroki Santo Petrus yang bertetangga langsung dengan HKBP Lubukbaja.

Sepanjang perjalanan pulang jogging, saya berjibaku di pikiran: Betapa megahnya masing-masing rumah ibadah ini. Tuhan, saya punya kerinduan, berikan juga kemegahan hati yang MENGASIHI SESAMA UMAT MANUSIA bagi setiap umatnya. Tak berbatas agama, biar saling mengasihi sebagai mahluk ciptaanmu saja.

Manusia, ras paling tinggi kedudukannya dalam segala ciptaan. Saat ini banyak orang meninggalkan agama menjadi agnostik dan atheis hanya karena 'ego' dari masing-masing agama itu sendiri. Saya tak menyalahkan mereka-mereka ini, bahkan saya tak membencinya justru menghormati keputusannya. Kembali ke hati dan pemahaman yang berserah, saya punya kerinduan, agaman menjadi kaca KASIH UNIVERSAL yang mengutamakan humanisme bukan sekte-sekte yang malah mencipta kekerasan.

Dari 4 rumah ibadah yang terlihat, melihat keriuhan warga pencari suaka di Hotel Kolekta, berlari sampai rumah, lalu lihat: cuma 41 menit jogging, 4300-an langkah dari 3,1 Km, dan kalori yang terbakar hanya seuprit. Ya sudahlah, yang penting  berkeringat, masih mampu refleksi diri, dannnnn tidak telat virtual meeting dan baru saja selesai. Sekian.

All love and God bless
November 24,2021

Lambang dan bangunan menjadi pertanda bahwa agama kita berbeda. Tapi jauh di lubuk dasar, kasih di atas segalanya. Utamakanlah itu. Jangan biarkan perbedaan memecahmu. Jadilah contoh bahwa kamu umat Tuhan. -Chya

11 comments :

  1. Pdt. Yerry pernah menulis:
    Cinta itu tidak punya agama, tapi semua agama pasti punya cinta.
    Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah dalam mengasihi. Cintalah sang Pemenang.
    Cinta akan membela dirinya sendiri dan tidak akan berpihak pada kepentingan manusia.

    God is love
    God bless you :)

    ReplyDelete
  2. Eh, jadi jogging 3 km di Batam bisa dapet 4 tempat ibadah ya? Jalanannya nggak terlalu panjang berarti ya..

    ReplyDelete
  3. Cahya, seru sekali jogging paginya dengan bisa melewati tempat-tempat ibadah.Apa lagi semuanya pernah dimasuki dan mendapat cerita di dalamnya. Acara jogging ditambah dengan refleksi ya. Terus, Batam kotanya Bhineka Tunggal Ika banget deh..

    ReplyDelete
  4. Wah, ini namanya olahraga plus relaksasi mata ya mbak. Jogging terus sambil bertemu tempat2 ibadah umat beragama. Tentu bisa menjadi wisata religi yang menyenangkan. Menambah waawsan dan pengetahuan sekaligus mempererat tali silaturahmi sesama manusia.

    ReplyDelete
  5. wah senangnya bisa olahraga ke tempat umum lagi meski tetep prokes, seenggaknya bisa lihat pemandangan dan refresh otak kita ya kak

    ReplyDelete
  6. Dalam jarak yang 'hanya' 3km, ada berbagai tempat ibadah. Semuanya bisa tetap berdiri secara harmonis, ya. Memang seharusnya di mana-mana juga seperti ini

    ReplyDelete
  7. Semoga Indonesia selalu dalam berkah harmonis, seharmonis deretan rumah Tuhan yang letaknya berdekatan seperti jalur jogging mba Chya.

    ReplyDelete
  8. Wah asik juga nih eksplor bangunan-bangunan dan tempat ibadah di Batam sambil kulineran. Komplit euy!

    ReplyDelete
  9. Iya semua agama mengajarkan kasih sayang dan perdamaian, semoga para pemeluk agama bisa hidup rukun, bahagia berdampingan saling bantu ya..jogingnya asyik banget lihat pemandangan indah..

    ReplyDelete
  10. Wahh..menarik nih, selain sehat dari jogging eh dapat pemandangan mata yang indah dengan pemandangan tempat2 ibadahnya.

    ReplyDelete
  11. Seru juga jogging sambil bisa lihat2 tempat ibadah agama lain. Beruntung banget kita tinggal di Indonesia, bisa hidup rukun berdampingan

    ReplyDelete

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler