Level Up Chapter 35

https://www.catatantraveler.com/
Stay crazy, sometimes play dumb in society but never lose your voice. let your intuition become your super power.

MOMEN
ulang tahun menjadi hari spesial bagiku setiap tahunnya. Ada alasannya: Aku merayakan kehidupan. Merayakan berkat nyata dari Tuhan, terpilih lahir menjadi salah satu dari ras manusia untuk melihat apa yang Dia sajikan di dunia yang Ia ciptakan ini.

Ibarat membaca buku, setiap 27 Oktober aku memasuki bab baru. Di 2021 ini, aku memasuki bab 35. Yap, level up to chapter 35.

Wah, sudah 35 tahun saya hadir di dunia. Sudah tua ternyata. Ah no! age is just a number,i don't let it dictate for what i am doing and what i'm gonna do to level up my life. Umur hanya satu caraku untuk menghitung berkat-berkat Sang Maha, tapi dalam hal kedewasaan dan kreatifitas, i don't use it. Maturity is choice.

Aku dilahirkan di hari Senin, sekitar pukul 02.00 WIB dini hari pada 1986 yang lalu. Lahir di rumah, dengan bantuan bidan. Bidan Norma Tampubolon (almarhumah) namanya. Sahabat bapakku. Dia yang membantu persalinan mamaku dan yang selalu memeriksakan tumbuh kembangku sampai usia dua minggu. Aku anak keempat.

Memasuki chapter 35 ini, biarkan aku flashback ke chapter 34 dalam hidupku. Chapter ini bukan bagian terbaik tapi sangat layak untuk disyukuri dan dikenang di masa-masa mendatang, bila Tuhan memberikanku umur yang panjang.

Chapter 34 ada banyak hal terjadi. Itu menjadi tahun pertama bagiku tanpa Birthday Trip (BT) di Oktober 2020. Pandemi Covid-19 yang mengharuskan untuk Stay at Home and Work from Home menjadi alasan. Virus Corona yang menginvasi hampir seluruh dunia membuat masing-masing negara menutup perbatasannya. Tujuannya, meminimalisir penularan virus. Akibatnya? tidak ada perjalanan BT bagiku, seluruh undangan luar negara dibatalkan. My passport is useless.

Pada April 2021, there's something problems. I was emotionally immature to handle it yang membuat hubunganku dengan mamaku tidak berjalan dengan baik. I'm not talked to her for a months dan itu membuat jiwaku terpukul dan terguncang. Saat itu, aku ingin menghubunginya, mengatakan apa pandanganku mengapa sampai aku diam dan lalu meminta maaf, but my ego wins. Aku tak menghubunginya. Harga yang harus kubayar? Mentalku terpuruk. Bayangin, orang yang kamu cintai dan kamu banggakan, yang kamu utamakan sepanjang hidupmu, teman berceritamu, guru spiritualmu, menjadi musuh terbesarmu. Tak sekali dua kali sik kami saling diam, tapi ini yang paling lama dan mempengaruhi mentalku. Puji Tuhan our problem is solved setelah beberapa bulan. Telponan jadi normal lagi. hehe.. I love you mom. No matter what happen in our mother-daughter/friendship relationship, you are always still the best mom in the world, my queen of my heart, my bestfriend. No one could ever replace you in my heart mom. NO ONE. God bless you.

Ada lagi, Mei 2021 aku menjadi salah satu pasien positif Covid-19. Virus ini menyerang tubuhku yang membuatku dalam masa perawatan selama enam hari di ruang Fransiskus Rumah Sakit Elisabeth Lubukbaja dan 28 hari hidup dalam isolasi. Kebebasanku terenggut, mentalku diuji. Dan ini menjadi titik balik bagiku untuk kembali mendekatkan diri kepada Empunya Kehidupan. Dia memberikanku kesempatan hidup kedua. Dengan apa kan kubalas Tuhan, selain puji dan sembah KAU.

Ada banyak pergumulan yang aku alami sepanjang chapter 34 menuju chapter 35. Ya masalah pekerjaan yang terpengaruh pandemi, ya masalah hubungan pribadi, ya masalah mental-health dimana aku sempat menyangkalnya tapi pada kenyataannya it matters. It happen to me and i had fighting to resolved that. Selain pergumulan, ada banyak berkat juga. Sangat banyak kala aku menghitungnya. Masih bisa bernafas dengan nafas kehidupan yang baru setiap pagi, diberi menikmati hari baru. Meski pikiran berkecamuk akan berbagai-bagai pencobaan yang seharusnya membuat tubuh lemah, tapi nyatanya Tuhan pelihara hati. Kesedihan dan amarah berkecamuk di pikiran tapi tidak menyentuh hati dan jiwaku. Sehingga dalam keadaan susah diberi kelegaan, mampu tertawa, mampu tersenyum, mampu melihat situasi. Aku bisa tertawa lepas meski patah hati, aku bisa memberi senyum tulus meski galau, aku bisa bergerak meski tubuh memberi sinyal untuk berdiam, aku bisa tetap tenang meski situasi mengharuskan untuk emosi, aku bisa berpikir kalam meski waktu memaksa untuk terburu-buru. Bukankah itu penyertaanNya? Hitung berkatmu Chay.

https://www.catatantraveler.com/
Being a Godly woman ( 1 Peter 3:2-4)

Aku bisa memasuki chapter 35 sekarang, itu karena penyertaan Tuhan yang sempurna dalam hidupku.

Harusnya, ulang tahun ini aku rayakan di suatu negara. Aku selalu menghadiahi diriku dengan kado setiap ulang tahun tiba. Dalam bentuk perjalanan. Oktober selalu menjadi jadwal cutiku, melakukan BT. Ini menjadi tahun ke-2 tidak ada BT. Dua tahun ini kebiasaan itu hilang. Masih pandemi. Kalau dibilang sedih, ya sangat sedih banget. Ada yang hilang dari kebiasaan tahunanku. Namun kembali aku merefleksikan, semua yang terjadi dalam hidupku ada dalam sepengetahuan Tuhan. Bila sekarang tidak ada BT, aku berharap di tahun depan aku bisa melakukannya lagi. Kalau Tuhan berkenan, aku melakukannya dengan my partner, the love of my life. Siapa dia? i don't know, let God answer it in the right time. hehe.

Aku berharap di usia baru ini, aku semakin matang dalam bersikap, have ability to understand small things and not taking things personally. I will continue to solve my personal problems in private till i find the right man to be my partner to share with. And also, me learning to understand that God's time for me is worth to wait.

Aku berharap di usia baru ini, aku tetap berjiwa muda untuk kreatif, badass, authentic, real on me, and stay crazy with my friends. Semakin baik dari hari ke hari, Say sorry when it need to say sorry, always say thankyou and be kind to one another, bekerja dan menolong sepenuh hati, lebih banyak mendengar dan menghargai pendapat orang lain tanpa kehilangan suara sendiri. LEVEL UP in everything.

Aku berharap di usia baru ini, segala kerinduanku dijawab. Menemukan cinta sejati yang sepadan/seiman.

Yes, when it talk about finding a partner, i am a woman with high standards. But don't worry, i also set my boundaries to it, like: I don't need a man who see's good in me, but i need a man who see's the bad in me, knowing that i have trust issues in high level, crazy thinker, and he still wants me. If you love me, i'll love you. If you complete me, i will for sure to complete and respect you as a husband and as an partner till the last.

Dalam berhubungan, selain mencintai keluarga dan visi masa depan, komunikasi yang terbuka dan kejujuran menjadi hal yang mutlak dan utama bagiku. Dalam segala hal. And ofcourse i do the same or mutual treatment. You have no capacity to that? Then we are not match.

PS: Kebanyakan hubunganku di masa lalu gagal karena kepercayaan. Sekali kepercayaanku rusak, selamanya akan rusak. Tidak ada kesempatan kedua. Aku tegas untuk itu. That's why i have trust issues in high level. My bad.

BUT above all, not my will, God's will. be it unto me according to YOUR word, Lord. Jadilah kehendakMU dalam setiap pengharapanku, dalam setiap musim hidupku sehingga aku bisa menikmati babak-babak baru usiaku dan segala warna-warninya di masa-masa mendatang dengan penuh ucapan syukur padaMU.

Aku bersyukur kepada Tuhan karena telah diberi kehidupan. Semakin bertambah umur, semakin aku menyadari bahwa kecantikan bukan terletak pada penampilan, tapi terletak pada hati, pola pikir. Bener kata pepatah: Beauty may be dangerous but intelligence is lethal. A woman use her intelligence to find reasons to support her intuition. They often follow it.

Umur panjang di tangan kananku, di tangan kiriku kekayaan dan kehormatan.
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, dan tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
Thank God for this beautiful birthday.


Happy birthday to me, Happy birthday to all my Scorpio's fellas.

All love,
Chaycya
Baloi, 27 Oktober 2021
02.01 am.



Post a Comment

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler