Jatuh Cinta Makanan Khas Thailand

Khao niao mamuang a.k.a Mango Sticky Rice

SAWADEEKHA, Sabai di mai thuk thuk khon? _Salam sejahtera, apa kabar kalian saat ini?_
Cieeeee, Chaya bisa Bahasa Thailand meski pun ingatnya cuma itu saja. Cieee palingan ditanya begitu, bisanya cuma jawab "Sabai di, Khob phun khab". Abis itu ditanya kalimat/percakapan lain lagi, nyerah juga lo!!! hahaha.

Jadi ya, menurutku Bahasa Thailand itu sangat susah pelafalan dan pengucapannya. Sama kaya Bahasa Vietnam. Tunggu pilek lalu bindeng menahun dulu, baru pas pengucapannya. Itu bagi saya, enggak tahu bagi mas Anang eh Anda.

Thang Ket ten alias belalang goreng. Who dare to eat that?
Namun, meski Bahasa Thailand susah banget, tapi saya jatuh cinta untuk selalu balik lagi, dan balik lagi ke sana. Selain tempat wisata yang berbeda dan unik di tiap kawasannya, saya juga jatuh cinta  makanan khas Thailand. Iya, 80 persen menu makanannya saya suka (kecuali belalang goreng, sate kecoa, ulat tumis, you named it.. Memotretnya saya mau, tapi memakannya? jangankan memakan kak, mencicip bahkan menyentuh saja saya tak mau.*hiiii geli-geli merinding)

Menurutku ya, makanan Thailand itu rada mirip dengan menu makanan Indonesia.  Sejak pertama ke sana, tepatnya ke Phuket pada 2011 lalu, di sana untuk pertama kalinya saya makan padthai kuah (mie putih dengan kuah kaldu ikan yang dimasak dengan aneka rempah seperti daun basil dengan aroma yang kuat), tomyam (sup seafood campur daging ayam), serta nasi goreng nenas yang disuguhkan di dalam buah nenas itu sendiri. Semuanya enak, pedasnya nendang. Itu menu saya nikmati di salah satu restoran di kawasan Kata Karon.
Padthai.
Hari-hari selanjutnya, makan mie goreng dan nasi dengan ikan masak kuning (nggak tahu Bahasa Thailandnya apa) yang dicampur dengan rebung. Ini menu paling juara rasanya, meski harganya cuma THB 30 saat itu. Mengapa saya bilang juara? karena rasanya menyerupai ikan arsik yang selalu saya nikmati kala mamaku memasaknya di Toba. Setiap kembali ke kawasan pantai Patong itu, selain membeli rujak atau buah potong, saya selalu wajib membeli nasi ikan masak kuning campur rebung tersebut, meski pun harus bela-belain antri bareng warga lokal yang membeli di sana. _I love it_
Pla nueng manao (steam fish with lime and garlic sauce)
Makin cinta Thailand saat diperhadapkan dengan aneka jajanan pinggir jalan. Aneka jenis gorengan, salad buah, salad daging, ayam saus bangkok, hingga bertemulah saya dengan dessert mango sticky rice: nasi pulut yang ditabur dengan santan kental asin, di atasnya ada kacang hijau kupas yang sudah disangrai, lalu dimakan dengan daging buah mangga. Wow, rasanya: segarnya mangga berpadu dengan gurih dan legitnya pulut dan santan.. _Nulis ini saja saya ngiler_
Tom yam.
Pokoknya, sejak saat itu saya jatuh cinta dan menjadi penikmat menu mango sticky rice (kha niao mamuang) ini hingga sekarang.


Weekend Thai Cuisine
Chef Sanusi saat mengatur menu dessert di Swiss Cafe.
Mengapa saya menuliskan ini sekarang? Jadi begini ceritanya. Minggu lalu, sahabat saya, Alex Fatrisman (Saya panggil Chef Alex karena dia dulunya chef pastry yang sudah berpengalaman di Timur Tengah, Singapura, dan beberapa kawasan di Indonesia) yang bekerja sebagai cluster manager di salah satu grup hotel internasional, Swiss Belhotel Harbour Bay mengundang saya menjadi tamu di peluncuran promo Weekend Thai Cuisine di hotelnya.
Hi Hi ini si bolang kemana aja sik..
Ga balik-balik _Begitulah bunyi WA chef Alex yang masuk ke HPku yang saya baca sehari setelahnya. _Maafkan saya yang sok sibuk.lol_
Live cooking nasi goreng Pattaya.

Lama tak ada balasan dariku (Ya iyalah orang belum baca..haha), akhirnya Chef Alex menghubungiku. "Kemana saja? susah kali dihubungi, di WA ga balas. Aku mau undang lho untuk Saturday Super Buffet di Swiss Cafe bla bla bla.. pokoknya kau datang, duduk manis, dan nikmati menu khas Thailand di program kami yang baru ini," ujarnya.

Saya pun lantas mengiyakan, karena memang belum ada rencana weekend mau kemana _maklum jomblo kata anak kekinian kak_

Mungkin doi takut saya batal datang, lantas mengirimkan gambar khao niau mamuang. "Chef dimana ini? besok ada menunya ini," tanyaku.

Khao Niao (ketan)
Dibalas "Iya, besok themanya Thai Cuisine," ujarnya dibubuhi emoticon lebar. _Fix, saya harus hadir. *Eh cewe apaan loh dipancing makanan saja langsung luluh? Secara makanan kesukaan kak.. krik_
Catatan Traveler bersama Chef Sanusi, Sari, dan Food Guide and blogger, Chandrana Batamliciouz. He is one of my best friend.
Sabtu malam, saya pun datang memenuhi undangan tersebut. Aneka menu mulai dari appetizer, main course, dan dessert sudah tersedia  dan disusun rapi dan indah layaknya jamuan hotel umumnya.

Sembari menunggu teman lainnya, saya mulai bergerilya terlebih dahulu melihat apa saja sik yang disajikan. Stal roti dan es krim saya skip, langsung menuju menu dessert. Oh my God, di sanalah tersaji mango sticky rice yang sudah digarnish di tatakan putih kecil, indah banget. Di sebelahnya ada Thai tapioka with coconut, mango puding, wun gati baituey, tab tim grob, vol au vent, classic cheese cake, pumpkin tart, dan dreamy layer matcha. _Daripada melongo ngences liatnya lama-lama, saya langsung menuju menu menu main course_
Aneka roti.

Salad udang dengan mangga.

Aneka gorengan khas Thailand yang disajikan dengan saus sambel Bangkok.
Pada menu main course, saya kembali bernostalgia. Kenapa? karena Swiss Belhotel Harbour Bay menyajikan gaeng kiaw wan neua (daging sapi masak kari hijau). Ini menu yang jadi favorit saat makan siang di Krabi, Januari lalu. Kala lapar melanda, langsung berangkat ke pasar Krabi town untuk membeli ini di warung halal. Beli nasi, daging sapi masak kari hijau, lalu di meja disuguhkan sepiring besar namprig a.k.a lalapan berbagai macam sayuran hijau mulai dari terung, slada, daun kemangi, daun mangga muda, daun putri malu, daun basil, timun, rimbang/cokak, dan lain-lain ditambah sambel mentah super duper pedas. Sudah rasanya surga _lebay_, bayarnya cukup THB50.

Dan ini, di Swiss Belhotel ini, kembali diingatkan akan rasa itu. Enak banget.

Selain daging sapi kari hijau, Swiss Belhotel juga menyajikan ayam kungpao, dan aneka jajanan khas Thailand yang jadi appetizer, seperti mini thai shrimp thai crab, gorengan ala Thailand,  salad pepaya atau somtam, sate ayam khas, thai tofu, dan aneka menu lainnya.

 Malam itu, pokoknya saya bahagia banget, makan makanan khas Thailand sepuasnya. Sudah makan tomyam, pesan lagi nasi goreng pattaya di stal live cooking, sambil mengambil potongan ikan bakar saus Thailand.. _Nikmat mana lagi yang saya dustakan malam itu dek? seketika lupa ama status jomblo, karena menikmatinya bersama teman-teman.. wkwk_
RUANG Swiss Cafe, di Swiss-Belhotel Harbour Bay.
Chef Alex bilang, meski temanya Thai Cuisine, mereka juga menyajikan menu ala western untuk memanjakan para tamu longstay mereka. "Meski ini Thai Cuisine, tapi kita sistemnya 70:30. 70 itu sajikan menu makanan Thailand, dan 30 persen sisanya western food like roti, cake, jus, dan yang lainnya," ujarnya.
"Ya udah sik chef, mau 70:30 pun itu, pokoknya setiap ada menu Thailand yang tersaji di hotelmu, kabarin saya ya. Soalnya saya udah kadung jatuh cinta sama makanan Thailand ini.. hahaha". *** 

Information:

Saturday Super Buffet,
Swiss Cafe, Swiss-Belhotel Harbour Bay, 

Jalan Duyung, Sei Jodoh, Batuampar-
Batam.
Telp: +62 778 7415888
Price: Only IDR 148k nett/person
There are  3 choice of theme:

  1. Thai Cuisine
  2. Mexican Style
  3. Nusantara

14 comments :

  1. Aaaah sayang banget aku gak bisa dateeeng. Kuliner Thailand itu salah satu favoritku.. Tuh kaaan jadi ngilerrr ngeliat tom yam, mango sticky rice, juga padthai.. Huhuhu kapan lagi nih ada pesta makanan Thailand?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Diannnnn jadi kapan kita kulineran menu Thailand yuk? atur waktu deh.

      Delete
  2. Td aku udh semangat mau dtg... Tp ini swiss bellhotel batam yaaa.. Jiaaahhh kirain jkt :D. Kalo swiss bellhotel jkt sama jg ga ya mba?

    Dr sekian bnyk negara, aku jg jatuh cinta ama makanan thailand. Mungkin krn ga beda jauh ama kita yaaa. Dan rasanya yg spicy seger gitu loh... Gilaaa, kalo udh balik k thailand, aku bawaannya cm mau wisata kuliner mba. Yg lainnya ga tertarik :D. Pas di chiang rai kmrn jg, ya ampuuuunnn street foodnya yg di pasar malam luar biasa enak dan murah2 byangeeettttt. Jd pgn ksana lg

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha. Kayanya Swisbel Hotel Batam dan Jakarta menu promo FnBnya beda kayanya sik mbak.

      Iya ih, saya juga suka kulineran Thailand. Pedes,seger, enak, dan banyak pilihan ya kannn

      Delete
  3. baru pernah nyobain Mango Sticky Rice sama Tom Yam nya doang kalo saya..lain nya belum pernah..jadi kepengen cobain yang lain..
    penasaran sama belalang gorengnya, tapi ngeri >_<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Next time harus coba menu lainnya deh mba. Enak2 kok, asal jangan menu yang neko2 kaya belalang atau kecoa goreng ya? for me? no way.. haha

      Delete
  4. kak kebayang makan melalang goreng :D

    wah, sha doyan banget tom yam. Ceritanya kalo beli ramen, tapi kuahnya tetep tom yam :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gimana ceritanya ramen dengan kuah tomyam? enak mbak? Saya belum pernah. hehe

      Delete
  5. wow.. well written! Thanks for the shout out sis!

    ReplyDelete
  6. Sate kecoa? Eaaakss.. bayanginnya aja mual. Bener tuh Mba, selain menu2 menggelikan yg Mba sebut, makanan Lainnya sepertinya enak

    ReplyDelete
  7. Thailand memang terkenal dengan kulinernya yang enak tapi juga ekstrim, hehe. thanks for sharing mba, berasa diajak wisata kuliner ke thailand :)

    salam kenal ya mba, saya Enny yang komen di grup fb KEB minta link untuk saling BW 🙂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi mba. Iya neh..Senang tulisan bisa memnbahagiakan orang lain.

      Salam kenal juga ya. Saya visit neh skrg ke blognya mba.. Thankyou.

      Delete

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler