Kado Perjalanan Buat Diri Sendiri


Osaka Castle Park, November 2015

INI kado perjalanan ke-2 yang aku hadiahkan spesial buat diriku sendiri.
Yep, pertama sekali di 27 Oktober 2013 saat mengadakan perjalanan ke Viet Nam. Itu usia 27 tahun. Setiap tahun, ada saja gift yang aku berikan buat diri sendiri. Ya berupa barang, ya berupa perjalanan, atau kulineran  ke tempat-tempat yang aku suka. Sendiri.

Dan tepat di usia 29 tahun ini, 27 Oktober 2015, kembali aku menghadiahi diriku dengan kado perjalanan ke Jepang. Too mainstream? Aku kira bukan. Aku seorang yang anti-mainstream. Disaat seseorang mengharapkan hadiah dari orang lain di hari ulang tahunnya, tapi aku (maaf bukan sombong) ingin lebih memanjakan diriku sendiri, penghargaan buat diri sendiri and still be real on me. Salah satu penghargaan diri sendiri itu ya dengan menghadiahi perjalanan, pencarian serpihan-serpihan hidup di kota yang baru, negara yang sama sekali aku buta tapi penasaran menaklukkannya. Dan tepat di usia 29, Tuhan kembali menghadiahiku kesempatan.. Kesempatan menginjak tanah baru.

Perjalananku kali ini melewati dua pelabuhan dan tiga bandara. Dimulai dari Pelabuhan internasional, Batamcentre menuju Harbour Front port di Singapura. Dari sana naik MRT menuju Changi dengan interchange dua kali di Outram Park dan Tanah Merah. Puji Tuhan semua perjalanan lancar.

Kado indah pertama yang kudapat di Changi, tepat di hari ulang tahunku ini yaitu, saat check-in boarding pass di konter Jetstar. Karena print tiket ga bisa baca di mesin, seorang ibu berusia 40-an dari kalangan Tionghoa menghampiriku. "Wanna check-in? Just take your print ticket in to the machine".

Ya i did it, but as you see that, red light. What's wrong?

Ibu itu pun membantuku. Namun tetap saja tak bisa. Dia pun memanggil staf Jetstar di Terminal 1. Si staf menyuruhku menscan pasport. Dan otomatis langsung keluar boarding pass. "Today is your birthday, this pocket special for you" ujarnya sambil menyerahkan bungkusan. Wait what?? Wew thankyou somuch.

Dia pun mengucapkan " you're welcome and have a nice traveling with us".

Tak hanya disitu saja, selain kaget dan bersyukur atas kado tak terduga itu, aku pun memberinya satu buah apel. "Miss, because today is my birthday, this apple special for ya".

Dia pun tersenyum dan menerima sumringah. Padahal seharusnya apel tersebut akan kumakan saat di pesawat menuju Kuala Lumpur. Tak masalah, bukankah lebih baik memberi daripada menerima? *aihmaaak.. :))

Penerbangan pun berlanjut. Dari Changi Airport Singapura menuju Kuala Lumpur International Airport di Malaysia. Dengan jarak tempuh 45 menit, kok ya berasa baru aja naik, kok udah mau turun saja.

Di pesawat, di tiga seater, hanya dua yang terisi. Aku dan seorang passenger Pilippina. Tadinya dia yang duduk di dekat jendela. Tapi karena dalam penerbangan, aku selalu suka dekat jendela, aku pun memohon padanya. "Excuse me sir, may we change our seat, so i can seat near the window. I have phobia". Dengan ramah dia mempersilahkan. See again God is good.. Kado keberapa ini? Hahaha

Sesampai di KLIA, kejadian baik selalu mengikuti. Pas turun dari eskalator menuju pembelian tiket bus menuju KL Central, di eskalator, seorang kakek Tionghoa dan istrinya menyapaku. "Don't use left side while you in the escalator. Now Malaysian going to American style, we stand at the right side" oh really? Aku pun mengikutinya.

Di bawah, dia menanyakan aku dari mana. Indonesia, jawabku. "Aku kira kamu dari Pilippina," ujarnya.. *duileh bapak udah orang ke 10 juta lima ratus yang bilang aku orang Pilipina..

"No sir, I'm Indonesian".

Dia pun mengatakan Indonesia negara yang bagus dan sangat menyukainya. "Saya suka Indonesia dan budayanya. Sangat kaya" ujarnya ramah--- iya pak, saking kayanya makanya kalian rela mencuri budaya kami dan apesnya diklaim pula. Maklum negara minus karakteristik, kami (tak) rela dah berbagi. :(

Saat tiba di konter pembelian tiket, aku pun permisi dan mengucapkan terimakasih padanya. Dia sempat memberitahuku bahwa tiket bus ke KL Central hanya RM 11. "Thankyou somuch sir".

Perjalanan dari KLIA2 menuju KL central butuh 1 jam menggunakan bus, nah dari KL central, saya menggunakan KTM menuju stasiun Sentul. Tarifnya RM 1. Lama menunggu commuter datang, aku pun menanyakan jadwal-jadwal keberangkatan kepada penumpang yang menunggu juga. Namanya Noordiana. Dia menjawab biasanya sekali 30 menit. Oalaah pantasan lama.. Kirain kaya MRT di Singapura. Noordiana seorang yang ramah, dia baru saja lulus kuliah dan sedang looking for job.

Dia turun di stasiun Kuala Lumpur, sementara aku harus melewati 4 stasiun supaya sampai di Sentul. Dia pun permisi ramah. "Nice to meet you too Noordiana".

Jenjerenjeng.. Tibalah di Sentul. Perjalanan sudah selesai? Belum. Masih harus berjalan lagi sekitar 10 menit menuju apartemen The Shaffron Condominium di seberangnya. Ya, sehari sebelum keberangkatanku ke Tokyo, aku memilih menginap di rumah temen dekat, saudara jauh dan tetangga masa kecil, kakak Fanni yang kini bermukim di Malaysia.

Kak Fanni memiliki satu putri berusia 8 bulan. She named Sarah.. Awwww she's so cuteness overload.. Love laughing and crying so hard 😂😂😂 and i love her somuch.. Ah jadi kangen ama ponakan Moses, Sean dan Adriel.

Di apartemen itu aku bermain-main dengan Sarah, bernostalgia dengan mamanya dan membahas how to kick over weight with her hubby, bg Sangga. Keluarga kecil ini bahagia banget deh.. Senang liatnya.. God bless your family my dear sissy..

Malamnya, aku pun diajak makan malam di luar. Pilihan jatuh ke menu tom yam di kawasan belakang Petronas twin tower.

Aaaaah how sweet escape and full of blessed in my special day, my birthday..  #thankfull.

Dan hari ini, Rabu,28 Oktober-2015, tibalah saatnya touchdown Japan.. Yihaaaaaaaaa... Lets adventure!!!!

Warm Regards,
Writing when on my flight to Haneda by Airasia above 34k mdpl.
COS


25 comments :

  1. Seru ya, menghadiahi sesuatu ke diri sendiri itu. Salah satu cara mensyukuri nikmat dan ngumpulin semangat utk bekerja lebih keras. Cerita yg inspiratif mba. Jd pengin menghadiahi diri sendiri jg pas ultah nanti. ahaha

    ReplyDelete
  2. Wah selamat ulangtahun. Memang diri kita perlu hadiah agar mendapatkan ide baru dan merenungi agar bisa menata hidup lebih baik lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba benar. Menghadiahi diri sendiri itu merupakan penghargaan, ucapan syukur atas diri sendiri. Bukan berarti jadi sombong atau selfish tapi dengan menghargai diri sendiri, kita jadi lebih paham untuk menghargai orang lain. Karena kita sama dengan mereka. Perlakukan juga sesama manusia seperti kita memperlakukan diri sendiri.

      Delete
  3. Yap, we have to love ourself first, so we can love others.
    Nice story to share mbak.

    ReplyDelete
  4. Hadiah tak selamanya berupa barang ya. Pastinya seru menghadiahi diri sendiri. Kita memang perlu untuk menikmati hidup, kerja keras dan mensyukuri semua yang Tuhan beri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener mbak. Itulah mengapa disebut Count your blessings. Gifted not only gift, tapi perlakuan baik, pengalaman baik juga ketika menikmati hidup dengan ucapan syukur ama Tuhan tentunya.hehe

      Delete
  5. Boleh dicoba nih.. kasi hadiah buat diri sendiri heheh... kemana yaa enaknya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dicoba kak.. Pasti ada kepuasan tersendiri.. hehe Enaknya kemana? Mba tanya aku? Aku tanya ama siapa? hahaa

      Delete
  6. Wuih, seru sekali ceritanya.

    Memberi hadiah kepada diri sendiri itu memang penting, karena kalau bukan kita yang menyayangi diri kita sendiri, siapa lagi?
    Sebelum menyayangi orang lain, kita harus belajar menyayangi diri sendiri, kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar kak.. Tapi mencintai diri sendiri jangan sampai jadi selfish ya. Bahaya.

      Delete
  7. Bahagiakan diri sendiri itu penting ya mba.. Dan traveling salah satu cara buat bahagia juga.. :D Senangnya bisa ngerayain ulang tahun traveling ke Jepang.. :D Seneng dan terharu juga ya mba kalo ada orang yang berusaha bantuin kita gitu..

    ReplyDelete
  8. Saya juga sring menghadiahi diri sendiri dengan berbagai hal, bermula dari rasa kecewa kepada orang lain yang tak bisa menghargai saya, ahhhh....jadi curhat hahahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ketika kita memberi hadiah kepada diri sendiri, sensasinya beda ya kan mbak. Ama diri sendiri kita ngomong "yeah you did it Chay". haha kaya ngomong ama alterego kita ya kan.

      Waaah, kecewa kenapa? Ayo cerita mbak. Gapapa dah curhat *Siapin cemilan. haha

      Delete
  9. Untung engga dibilang Indonesia = Bali. Kalau udah gitu, pengan ngejelasin, tapi panjang beut. Senengnya menghadiahi diri sendiri. Tahun 2019, hadiahnya ke mana nih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener mbak. hehe
      Hadiahnya tahun ini kemana? Rahasia.. hehe

      Delete
  10. Setuju banget dengan menghadiahkan diri sendiri ya mbak, biar makin bahagia..mauuu ke Jepang..

    ReplyDelete
  11. Kita sama, memberikan hadiah pada diri sendiri di hari spesial.
    Tapi untuk travelling keluar negeri, hehehe. Aku masih skip.

    ReplyDelete
  12. seru banget ... harus diikuti nih memberi hadiah untuk diri sendiri..
    jadi kita bisa lebih bersyukur sudah diberi hiduo yang indah ya..
    dan keren banget bisa dapat poket spesial di Changi,

    ReplyDelete
  13. Mantap betul memberi hadiah pada diri sendiri. You better love yourself first so you can love others. Dapat hadiah2 tambahan pula di jalan

    ReplyDelete
  14. Ah senangnyaaaa, aku jadi kepikiran untuk menghadiahi diriku sendiri dengan kado perjalana yang gak biasa mbak.
    Apalagi selain liburan jg bisa silaturahmi sama teman lama yaaa

    ReplyDelete
  15. Aku klo ultah gda yg ksih hadiah. Mau hadiahin dri sendiri blum punya. Tpi suatu saat nnti aku juga pengen bisa ksih hdiah kyak yg mbak ksih buat dri mbak

    ReplyDelete
  16. keren mba, berani solo traveling dan menghadiahi diri itu wajib buatku

    ReplyDelete

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler