Hi 2018, Ajari Aku Tentang Mengampuni


SUDAH 24 hari melalui 2018 ini. Baru segitu perjalanan 2018 sudah banyak cobaan, rintangan, dan hinaan yang saya terima. Lha, kok hinaan? Ya benar hinaan. Bukan hanya kepada saya saja, melainkan kepada ayah, ibu dan keluarga intiku.

Kok bisa? Ya bisa. Apa yang Tuhan bolehkan kita lewati dan hadapi, maka itu akan terjadi. Bersyukur saja, Dia memberi kesehatan dan kekuatan untuk melewati ini semua.

Siapa yang menghina? Eh sebentar, bukan hanya hinaan, tapi juga hujatan dan bahkan sadisnya, keluarnya kata-kata kutuk dan bajingan. Ya kali itu datang dari orang lain, ini datang dari bagian keluarga sendiri. Kejam? Iya secara manusia sangat kejam. Bahkan kalau menuruti kedagingan, ingin rasanya membalas, menghujat balik sambil membelikan kaca segede lemari dan kirim langsung ke rumahnya. Tak mengapa rugi deh, yang penting mereka-mereka itu ngaca. Tapi apakah itu akan menyelesaikan masalah? TIDAK.

Seperti perkataan orangtuaku, “Jangan membalas, diam saja. Siapa yang tidak bisa menjaga perkataan yang keluar dari mulutnya, maka perkataannya akan balik kepadanya. Hidup itu dengung, jangan membalas. Biarkan Tuhan yang membalas”

Oh God, bagaimana bisa ada dua orangtua setegar itu? Dikatakan terkutuk, dihina dibilang gila, didoakan cepat mati, bahkan disebar berita-berita bohong lewat persekongkolan, bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu? Oh God, ajari aku supaya bisa menjadi seperti mereka. Yang memiliki hati yang mengampuni, menghapus dada menahan amarah ketika ludah-ludah sampah ditujukan ke daging daging kami sendiri.

Ada banyak air mata, doa yang tidak terputus, amarah yang menyala-nyala, selama 24 hari berjalan ini. Tapi lihatlah, di balik hujan, Tuhan selalu memberi pelangi. Meski pelanginya kini masih samar-samar, tapi ada harapan. 

Di saat kata kutuk ditujukan kepada kami, Tuhan memberikan berkat dan sukacita melimpah. Adikku menerima berkat SK penempatan baru, aku mendapat pelatihan dari kantor, dan yang terpenting, bapa dan mamaku yang selama ini diserang lewat perkataan tak guna, dan serangan lewat pikiran, dan ancaman, tapi tetap semangat menjalankan aktivitas di tengah pergumulan jahat ini. 

MOVE ON, lupakan apa yang ada di belakangmu. Buang energi-energi negative, jangan membalas. Karena ada nats tertulis dari Keluaran 14, bahwa Allah-lah yang berperang melawan musuh-musuhku. Aku tidak akan takut, aku hanya diam saja melihat itu terjadi. JANGAN MEMBALAS. Hanya saja, untuk saat ini, aku butuh peneguhan hati, memohon kekuatan dan ketegaran supaya aku kokoh tidak membalas, melainkan menunggu waktu Tuhan saja.

Dear God, Berikan aku kekuatan dan ketegaran melalui hari-hari di 2018 ini. Terimakasih penyertaanMU untuk 24 hari yang sudah kami jalani. Lindungi keluargaku, berikan umur yang panjang, kesehatan, ketegaran, semangat, dan rezeki kepada kedua orangtuaku. Ampunilah orang-orang yang menyakiti kami, dan ampunilah kami atas kesalahan kami kepada orang-orang, baik yang kami sengaja maupun tidak kami sengaja. Biarlah Engkau yang mengubah perkataan kutuk manusia yang ditujukan kepada keluargaku, menjadi berkat bagi kami dan juga bagi yang mengutuki kami. Ajar kami untuk merefleksikan kasihMu di kayu salib, sehingga kami tidak hanya bisa berkata-kata kasih saja tanpa mempraktikkannya. Jangan biarkan kami memperkatakan kasih ke orang-orang, tapi malah menjual saudara sendiri, menjebloskan abangnya sendiri. Biarlah hujatan, hinaan, dan bahkan penghilangan pengakuan manusia kepada kami, semakin memperkuat iman kami. MOVE ON!!! Biarlah Engkau juga yang membuka jalan bagiku dan keluargaku untuk move on, maju, melihat masa depan dan melupakan rasa sakit yang kami terima selama ini. Di atas segalanya itu, ajar kami menjadi manusia-manusia yang mengingat kebaikan orang-orang kepada kami, dan melupakan kebaikan-kebaikan kami kepada orang-orang.

Dear Lord, aku percaya, tanganMU berkuasa atas kehidupan kami di 2018 dan di tahun-tahun selanjutnya. Turun tanganlah kiranya Engkau dalam hidup kami, hati kami. Aku percaya Engkau menjaga, Aku Percaya Engkau melindungi, Aku Percaya dan selalu bersyukur atas apa pun warna-warni kehidupan yang aku dan keluargaku lalui. Aku percaya Engkau mendengar doaku, Amen.

MENGAMPUNI.Terdiri dari 10 suku kata, enam huruf konsonan, dan empat huruf vocal. Sangat mudah mengatakannya, tapi menjalankannya? Ini sekarang yang sedang aku perjuangkan, supaya dengan hati yang ikhlas, aku bisa mempunyai hati mengampuni kepada siapa pun. Mengampuni, Mengampuni, dan selalu Mengampuni.

Ada berapa diantara kalian yang saat ini sedang dalam pergumulan berat? Mengalami pergolakan batin yang hebat antara membalas atau mengampuni di saat tekanan dan masalah datang merongrong di waktu yang bersamaan?

Ada berapa kalian yang menerima kutuk dan fitnahan dari manusia, tapi kalian justru mengampuni dengan tangis?

Ada berapa kalian yang selalu 'memberikan hati kembali' kepada tukang2 fitnah, pembohong, penyebar gosip murahan, pemecah belah keluarga, tapi perbuatannyan kembali berulang dengan perilaku lama? Ditolong, dibayar, ditopang, ada masalah keluarga kalian yang dicari, tapi justru menciptakan masa-masa sukar kepada kalian?

Ada berapa kalian yang pasrah menerima keadaan? Bukan berserah tapi malah menyerah pada ketidakadilan waktu yang jahat ini?

Sebagai manusia, ingin rasanya kita mencakar. Fitnahan itu tidak membuat luka fisik, tapi akan selamanya membekas dalam relung. Karena itu sebelum berbuat menyakiti orang lain, tanyakan kembali dirimu, lihat hatimu, kaca wajahmu: Sudah benar? Jaga hati,mulut, dan pikiranmu dari segala kewaspadaan sebelum berbuat agar jangan jadi bumerang bagi diri sendiri di kemudian hari.

Oh ya, soal pembalasan bukan hak manusia. Soal hitungan amal dan perbuatan baik bukan urusanmu mempersaksikan, ada Tuhan yang melihat semua, labuhkan semua kepada Dia. DO GOOD BE GOOD.

Dear 2018, be nice to me and to my family.

Eh sampai lupa ngucapin: Happy new year semuanya. Belum telat kan? masih Januari kok. Masih bulan pertama, pembuka tahun. Selamat tahun baruuuuuuuuu... God lead!!!

Big kiss and regards,
COS,
KBL 24012018. 20:21


7 comments :

  1. Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena

    ReplyDelete
  2. Selamat tahun baru kakak...
    God bless u
    Cuekin aja orang yang jahat ama kita

    ReplyDelete
  3. bersyukur kak. itu tanda ada orang yang 'perhatian' sama kita.

    ReplyDelete
  4. betapa kiat sangat sulit mengamopuni ya, kadang menjadi dendam

    ReplyDelete
  5. Semangat terus Chay. Fokus terus di pelatihannya. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan mencontoh sikap kelapangan hati orang tua kita..

    ReplyDelete
  6. Nice sharing. Tuhan selalu memberi pelangi. Meski pelanginya kini masih samar-samar, tapi ada harapan. Semangatt!

    ReplyDelete
  7. Apa yang ditanam, itu yang akan dituai. Setiaptahun perkataan it, adalah doa bagi dirinya sendiri. Semangat chay..

    ReplyDelete

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler