Melebur Rasa dalam Jejak Estetika ala Barletta Lounge and Dining

IBARAT tabula rasa, setiap individu dilahirkan dengan jiwa yang putih dan bersih. Demikian juga halnya para peretas dapur dengan sebutan koki, chef, master cooking. Mereka bisa mencipta, melebur rasa dalam jejak estetika. Memainkan perasaan dengan kolaborasi panca indera, kepekaan rasa, kelembapan udara, kebersihan ruang, dan hati yang tulus dan gembira, ,ereka bisa menghasilkan menu dengan penyajian indah dengan rasa yang luar biasa.

sup krim Manhattan Seafood Chowder... Ini menu paling juara pertama. Tambah lagi dong. haha
Sabtu, 14 Mei. Mencicip rasa menjadi kegiatan nikmat yang selalu susah untuk ditolak dari seorang penyuka makan seperti saya. Barletta Lounge and Dining di lantai dua da Vienna Boutique Hotel di kawasan Nagoya itu, menjadi tempat sesaat untuk memanjakan lidah, membahagiakan perut. Restoran ini baru saja dilebur. Yang tadinya bar and lounge, kini beralih fungsi menjadi lounge and dining dalam satu tahun keeksisannya mewarnai dunia perhotelan di Batam.
Quice Lorraine, fingers food juara kedua. Ya namanya menu ada cramy2nya, saya pasti suka.
Suasana hangat dan ramah langsung terasa, saat manajemen hotel dan juga tamu undangan dari blogger Kepri dan media memadati lantai dua Barletta itu. Kami mengadakan gathering kembali.
Quice Lorraine disajikan satu nampan bulat bersama pie buah.

The man behind all of this foods: proudly present chef Johan Fransiskus.. prok prok prok
Fingers food.
Menaiki tangga, usai bersalaman cipika-cipiki dengan sahabat, kenalan, rekan sesama blogger, rekan seprofesi, orang yang baru kenal dengan senyuman, mata langsung tertuju pada meja panjang di sebelah kanan tangga. Disana, aneka cemilan dengan berbagai bentuk indah menggoda untuk dicicip.

Sebut saja, jejeran ongol-ongol dengan topping jelly dan potongan strawberry, mini pizza disajikan satu tempat dengan tuna crackers, sementara di atas nampan bulat berbahan kayu bersanding mini pizza lainnya di garde depan, disusul bentuk melingkar chicken drum stick, dan di belakangnya disajikan potongan sushi dengan garnish hijau. Penyajian itu sangat memperhatikan unsur estetika. Menarik untuk disentuh, mengundah saliva untuk mencicip.
Chicken drum stick, tuna crackers, dan sushi. (photo by me)
Ah ada lagi cemilan tak kalah menggoda untuk segera dinikmati. pie buah dan pie creamy khas Perancis yang bentuknya telah dimodifikasi menjadi semacam pie. Mau tahu namanya? Quice Lorraine. Rasanya? lezat saat kulit soft cruncy menyatu dengan bumbu salt creamy di dalamnya. _umami_
Ongol-ongol.
Cemilan ini menjadi makanan pengantar kami sembari bercanda, bersenda gurau dengan tamu undangan yang hadir. Disela mencicip, diri ini juga tak kalah rempong dari yang lainnya. Yaitu, sibuk mengabadikan aneka jenis menu yang tersedia untuk dijadikan bahan tulisan di blog ini, yang pada akhirnya bisa kau baca saat ini. _Nikmat kan boi_

Dari jiwa yang putih dan bersih terpancar kejujuran. Kejujuran itu tertuang dan akhirnya terdengar lewat ucapan dari mulut, sama seperti teori Tabula rasa. Di lingkungan ini, dalam pertemuan ini, saya menyatakan finger food alias cemilan khas da Vienna ini sangat lezat dan recomended untuk jadi menu cemilan kala berkumpul dengan teman, kongkow dengan sahabat, atau bahkan arisan dengan grup. Melebur rasa dalam jejak estetika menjadi ciri khas utama dalam penyajian menu di Barletta Lounge and Dining hotel ini.
Perkenalan dari Marcomm, Alex Fatrisman.

FnB Manager, Lestari Hutagaol
Usai mencicip cemilan, dibuka dengan perkenalan singkat yang bersahabat oleh Executive Assistant Manager da Vienna Boutique Hotel Jelita Qadaril, disusul perkenalan manja ala Marketing and Communication Manager Alex fatrisman, dan perkenalan sok cantik ala Food and Beverage (FnB) Managernya, Lestari Hutagaol, perempuan berdarah Batak namun dikenal sebagai gadis Manado, _Wait!!! what??? lupakan kontroversi ini. Cukup kami saja yang tahu_ maka tibalah kami di acara utama, mencicip beberapa menu pilihan spesial di hotel ini. Melihat daftar menunya, sepertinya saya dan semua rekan undangan yang telah dipersilakan duduk di meja dining itu, ibarat mengikuti Marathon land of gastronomy. Kenyang dipaksa kurang kenyang. Hahaha _Maaaaafkan aku yang mencicip dua ongol-ongol, dua quice lorraine ditambah masing-masing satu cemilan lainnya, ditambah tiga gelas jus avocado milk yang rasanya juarak ala Milly AADC. Ya terang saja kenyang sebelum food testing dimulai. Tapi kita harus berjuang, manjakan perut episode ke 2 dimulai_

Carabian Chicken Salad.
Maka hadirlah Carabian Chicken Salad. Saya kira ini menu utama, ternyata ini masih menu pembuka. Dengan memperhatikan estetika, this menu served by crisp lettuce and green vegetable tossed with carabian mango vinaigratte. And also, served with two sliced grilled chicken, dried mango, and spicy garlic bread. Rasanya? segar, dressings saucenya saya suka.

Seperti mengikuti jamuan makan ala keluarga kerajaan di puri yang indah, lengkap dengan dayang-dayang dapur, kami dilayani dan dijamu tiada henti. Habis makanan satu, datang makanan lain. Masih dari menu pembuka, kali ini kepala dapur, chef Johan Fransiscus Siahaan, menyajikan Manhattan Seafood Chowder di lounge and dining yang buka mulai pukul 10.00 am- 10.00 pm ini. Kepala udang rebus disajikan berdiri, dagingnya dibentuk dadu dengan beberapa potongan sayuran di dalam mangkok putih. Lalu, pelayan menuangkan kuah sup seafood nan creamy dan kental. Sebagai penyuka makanan berbahan creamy, saya lantas mencicipnya. Rasanya aduhai!!! sangat memanjakan lidah. Aroma krim berpadu wangi seafood dengan penyajian yang indah langsung membuatku menyesapnya. Hanya dalam sekejap, menu ini ludes dari mangkok _bisa nambah?_ Menuliskannya saat ini pun, rasanya masih terbayang-bayang meninggalkan jejak di lidah, nikmat tersendiri di mulut. Ah Silakan lihat gambar inilah.

 
Susah lupa ama rasanya.. Ngiler lagi, pengen lagi.

sup krim Manhattan seafood chowder. Eh mana? sudah saya buang... ke perut. Ini mangkoknya saja. Bersih saking lezatnyoo..
Tak berhenti disitu saja. Kali ini, tibalah kami pada menu utama alias main course dengan menu berbahan si ikan mahal nan lazzis, Salmon. Menu Atlantic Crispy Salmon. Penyajiannya, potongan salmon dipanggang matang dengan kulitnya setelah ditabur bumbu khas krim bawang putih dan mentega. Disajikan dengan aneka sayuran dan saus coconut foam dan yogurt sphere yang sudah difermentasi. Dan lagi, saya melebur rasa itu dan merekam jejak estetika tampilan menunya dalam foto. _Kenyang Sekali_

Atlantic Crispy Salmon.
 Hentikan semua iniiiiiii. Apalah daya, perlombaan makan marathon ini belum juga berakhir. Tapi akan segera berakhir dengan dessert alias menu penutup yang sungguh sangat manis. Fruit Spaghetty. Dimana agar-agar gluten dibentuk menjadi seperti mie spagetti, disajikan di piring putih berbahan kaca, dengan topping es krim vanilla dan macarony biru yang super duper manis. Manis di penyajian, manis di rasa, manis di lidah, dan menjadi kenangan manis tak terlupakan suatu hari kelak.

Fruit Spagetti.
 Dari mulai menu finger food, hingga menu appetizer, main course, dan dessert yang disajikan di Barletta Lounge and Dining hotel ini, semua penyajiannya sangat menarik dan indah. Meninggalkan jejak estetika, melebur dalam rasa. Satu hal yang juga tak boleh luput dari perhatian, personal table manner sangat dibutuhkan dalam mencicipnya. "Karena memang disini kami menghadirkan konsep gastro, not only taste, but beatiful food serve also," ujar chef Johan.

Tertarik menikmati pengalaman seru memanjakan lidah seperti saya? bisa kok. Aneka menu yang saya cicip tadi itu dijual dengan harga standar hotel, fingers food mulai Rp 40-60 ribu, appetizer dan dessert mulai Rp 50-70 ribu, dan main course mulai Rp 125 hingga 230 ribu. Bisa makan nikmat, nongkrong cantik diiringi live music yang bisa request mulai pukul 18.00 WIB setiap harinya.

Live musik, dimana band pengiring berinteraksi dengan pengunjung. Abaikan modelnya, kelas berat semua.


Dare To Be Purple


Sebelumnya, hotel ini sudah pernah dibahas juga ( klik link disini ). Jadi, peluncuran Barletta Lounge and Dining ini merupakan rangkaian acara ulang tahun hotel da Vienna Boutique yang pertama, tepatnya di 25 Mei mendatang.

Mempunyai motto dalam melayani para tamu, We are How We Serve, ulang tahun pertama kali ini mereka menetapkan tema sesuai cat dan sebagian besar cat dan ornamen hotel, ungu, yakni Dare to Be Purple. Lha kok? ungu kan identik dengan warna janda? masa iya? Mengapa memilih tema ini?
“karena kami ingin mengingatkan kembali terutama kepada staff kami bahwa purple, selain simbol warna hotel, warna tersebut juga melambangkan aspirasi dan ambisi dalam menerapkan pelayanan terbaik kepada seluruh tamu kami dan juga berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan lewat kegiatan sosial donor darah dan mengundang anak-anak panti asuhan dari Galang untuk turut serta merasakan kebahagiaan satu tahun da Vienna ini," ujar Alex fatrisman.

Oh begitu? Oke deh. Sukses buat da Vienna hotel ya. Terimakasih juga sudah mengerjaiku memberikan testimoni di hadapan para tamu undangan yang tak lain adalah teman-teman dan para sahabatku sendiri. Jadi ketahuan kan, saya paling ga bisa berdiri di atas panggung? grogi bray, suara jadi ceper bergetar hebat kaya kena gempa 7 skala richter. haha.. bye!!! ***
Foto Bersama.
My journalist friend, Meri and i saat menikmati hidangan penutup Fruit Spagetti. (Ayo tebak si Catatan Traveler mana?)

16 comments :

  1. arggg....itu makanannya bikin sakit hatilah....pengennnn.....apalagi sup creamnya, yummy banget kayaknya creamnya, meleleh hati abang dek, apa hubungannya haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Asad,
      Hahaha.. Emang meleleh banget sik rasa semua makanan yang disajikan. Yuk cuss kesana..

      Delete
  2. Mau lagilah ke sana cicipi yang lain

    ReplyDelete
  3. duh kak aku meleleh2 lho dengan supnya itu... lalu kapan kita akan nongkrong makan pizza

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear kak Danan,

      Apalagi saya kak..supnya itu paling juara.. suka bangeeet.
      ayo kak, kapan kita ngepizza disana?

      Delete
  4. Aku akan kembali untuk sea food cream itu, kayaknya semua suka yaa..memang juara

    ReplyDelete
  5. Dear kak Rina Rina,

    Benar.. rasanya juara. Saya pun pasti kembali untuk mencicipnya. Ya udah next kita makan pizza yuk..

    ReplyDelete
  6. Wah, baca tulisan dan foto fotonya bikin ngiler!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear mas Aku Wibowo,
      Hehe... Menu di Barletta ini memang juara gastro n rasanya..

      Delete
  7. masihh terngiang lezatnya cream soup ituh, hoho..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Eka H,
      Yap... enak banget yak.. creamynya di tengorokan itu bikin ngiler banget tiap ingat..

      Delete
  8. Cantik-cantik banget, gak tega makan. Hehehe
    Tapi saya tertarik sama Ongol-ongol.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear mba Silviana N,
      Hahaha.. dimakan atuh meskipun indah.. bukan pajangan kok mba..
      Oh iya jelas, saya juga tertarik ongol2.. suka.. penggemar garis keras.. hehe

      Delete
  9. Quiche lorraine.... aku padamu... sumpah! masih kebayang itu rasanya si quiche lorraine Chay...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear mba Dian,

      semoga si Quiche ini ada di daftar menu berbuka puasa ya mba Dian.. biar kita selesaikan ntar ke mulut.. haha

      Delete

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler