I wanna grow old with you

Kemarin,Pukul 01.00 am. Aku masih terjaga meski sudah mengantuk.
Persiapan saat hening nan teduh. Ah sebentar, tiba-tiba terlintas kalimat I Wanna Grow Old With You dibenakku.

Aku pun melantunkannya, sama seperti para personel Westlife, mantan boyband asal Irlandia itu pernah menyanyikannya. Sekelebat terlintas wajahmu saat aku menyanyikannya.

Wajahmu temen baru kenalku, wajahmu pria yang dengan sendu datang kepadaku, wajahmu pria yang kusuka yang mampu mendengar ocehanku, wajahmu pria yang mengungkapkan sayang kepadaku, wajahmu pria yang berdoa bersama dengan aku. Ya, wajahmu, wajahmulah yang terlintas dipikiranku saat ini saat melantunkan lirik lagu itu, kalimat itu.

"Aku ingin menjalani hariku, bertumbuh sampai tua sepanjang hidupku bersamamu, i wanna grow old with you".

Kamu yakin langkah perasaanmu? Ah pray, believe and make it let it flow!! Aku mencintaimu dengan alasan yang belum bisa kumengerti. Bisa jadi ini tuntunan semesta, jiwa dunia. Ah berserah saja.

Tapi, imajinasiku berkembang.
Yang dulu kamu tak kukenal dan bahkan sama sekali tak terpikirkan olehku, tiba-tiba harus ada di hadapanku dengan ketulusan.
Imajinasiku makin berkembang,
Membentuk sebuah rumah tangga yang menjadikan Kristus kepala keluarga,
Menyiapkan sarapanmu,
Menyetrika baju dan seragammu,
Melepasmu berangkat kerja,
Saling mengecup kening sebagai bagian dari janji suci di depan altar.
Mempunyai anak, menghormati masing-masing orang tua.

Menghargai privasi yang sudah jadi satu
Saling melindungi,
Saling melengkapi,
Berantem tapi saling mengalah untuk kebaikan.
Kamu menghargaiku sebagai istri
Dan aku menghormatimu sebagai suami
Saling mencinta dan saling membangun dengan harapan KeTuhanan.

Melepas waktu dengan perjalanan
Mencerna alam
Menikmati ritme nuansanya.

Ah apakah imajinasiku ini wajar?
Ini juga bagian dari harapanku
Yang mendadak terpikirkan karena mengingatmu.
Tapi aku tak tahu juga, apakah kepadamu nanti aku akan menyerahkan sepenuhnya diriku untuk dicinta,
Atau Tuhan berkehendak aku kepada yang lain yang memang akulah tulang rusuknya.
Aku tak memandang perbedaan tipis usia, tapi aku berharap, semoga Tuhan menjadikanmu sebagai sandaranku yang terakhir mengarungi bahtera ini.
Ah, jalan Tuhan bukan jalan kita bukan? biarkan sesukaNya. :)

BI, 01.20 wib
cos


Post a Comment

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler