Chanel26

26 Oktober, sehari sebelum peringatan hari lahirku, aku mengikuti konser mini kidung pujian di sebuah GPIB Immanuel. Disana aku tergerak dengan lagu "Jesus Ngolu ni Tondikku".

Lagu ini sudah sangat akrab di telingaku sejak masih kecil. Ya, sejak mulai sekolah minggu, kebaktian keluarga tiap malam bahkan hingga saat saya naik sidi, dan terutama saat ibadah Minggu, karena lagu ini diambil dari Buku Kidung Pujian (Buku Ende) berBahasa Batak. Namun untuk kali ini, sehari sebelum ulang tahunku yang ke 26, aku menikmati lagu ini, jiwa ragaku bergetar, air mataku pun luruh seketika.

"Jesus Ngolu ni Tondiku, Ho do haporusanku. Gok di Ho nama diriku, rodi nasalangkaki"

Terimakasih Tuhan, Ini kado terindah Engkau beri buatku di usiaku ini. Benar, hanya engkaulah sumber kekuatan dan penghidupan jiwaku, hanya kepadamu aku berserah. Dan tiap langkahku ada dalam topangan tanganMu.

Lagu ini, menjadi lagu berkat buatku. Aku tak khawatir lagi akan hari esok. Aku bahagia, lagu ini kunobatkan menjadi lagu rohaniku, bahkan di batu nisanku sekali pun saat telah tiba waktunya, aku ingin lagu ini terukir.

Aaaa, sekarang, 25 menit jelang ulang tahunku, aku kembali mendengar lagu ini. Antusiasme dan geloraku berkobar "Tuhan maha besar Engkau".

Selain kado lagu terindah mengawali ulang tahunku yang ke 26 di 27 Oktober ini, seperti biasa, aku selalu menghadiahi diriku dengan sesuatu yang bermakna. Kalau sebelumnya dengan buku dan pernik, kali ini aku memberikan sebuah barang. Entah apalah itu, namun aku membelinya bukan karena kebetulan, bukan pula karena duit berlebih, tapi karena (ups, rekan Paradise, Ari menghubungiku. Sebentar)... ada tangan yang menuntunku, malaikat hatiku.

Kebiasaan ini telah kumulai sejak aku sudah bisa menghidupi diriku sendiri tanpa campur tangan keuangan dari orang tua. Tepatnya sejak 4 tahun yang lalu. Aku selalu menghadiahi diriku dengan doa dan harapan "So many happy returns in my birthday". Kali ini, aku menyematkan barang itu di bagian tubuhku, ntah apa pun itu, aku menyebutnya Chanel 26.

Sebentar lagi menuju angka 00.00 WIB di wekerku, di dindingku, di ponselku. Akhirnya kusiapkan diriku untuk mengucap syukur atas nikmat ini. 26 tahun, 312 bulan, 1.456 minggu, 9.490 hari aku hadir di dunia. Dilahirkan menjadi anak ke 4 dari 7 bersaudara lewat papa J Simanjuntak dan Mama N Nainggolan. Aku Mengucap SYUKUR.

Apakah yang sudah kuperbuat selama 26 tahun ini? Aku hanya bisa memanjatkan semoga ke depan lebih baik, lebih bijaksana, dan semoga panjang umur untuk melihat dunia dengan seizinNya.

Akhirnya kuucapkan: Di dalam nama Jesus sumber penghidupanku, tempatku berserah, dan acuan hidupku, aku mengucapkan Terimakasih Tuhan atas 26 tahun ini. Amen. (Tepat pukul 00.00 WIB, 27 Oktober 2012)




Ah ya, hari ini, aku mendapatkan moment bahagia sekaligus duka, bahagianya, tepat di ulang tahunku yang ke 26, temanku Hermanto Siagian melangsungkan pernikahannya dengan tulang rusuknya yang hilang, Helen Hutagaol. Dukanya, temanku satu kantor dulu, seniorku rekan jurnalis, Hanifah Nur yang akrab kami panggil dengan Mpok Ipeh, pergi menghadap Sang Khalik. Apa pun yang terjadi, aku menerima..rasa haru nano-nano sekarang ini pun, aku pasti menerimanya.

Chaycya,
27/10/2012

Post a Comment

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler