:)

Hujan sepanjang hari ini sepertinya sekongkol dengan suasana dari salah satu bagian tubuh mahluk hidup paling mulia itu.

Melangkahkan kaki dengan gontai, tak ada semangat, memasuki salah satunya ruangannya membasuh diri. Dia putar keran showernya pada posisi full. Pancuran air pun menyeruak, dia terduduk. "Tak Dingin?" Dingin sekali. Dia merasakannya, tapi dia tetap duduk. Menyandar, bertekuk lutut, melipat tangannya di sana dan menundukkan kepalanya.

Tak peduli dingin menyeruak menyiram tubuhnya. Suara shower dan tetesan air hujan saling beradu. Dia menangis? tidak. Aneh. Kali ini dia tak menangis, tapi merasa dia menjadi bodoh. Bodoh sekali. Si pribadi yang kuat itu lagi-lagi melemah.

Kenapa setiap berurusan dengan (membuka) hati, dia selalu menjadi pribadi lemah?. Dulu dia kuat, kuat sekali, tak pernah goyah oleh berbagai gelora menghadang.Setiap mahluk yang mencoba mendekatinya, dia sortir dalam-dalam. Tak cocok, lepaskan.

Kenapa? mengapa seperti itu? trauma? ah tidak juga. kejadian apa yang dia trauma-kan? tak ada. Hanya saja, dia pernah merasakan sakit, menjalin benang mengarungi waktu, tapi akhirnya kandas.

Dia lama memendam itu, melupakannya tapi menutup hatinya. Saat ini, saat hatinya terbuka, ada berbagai hal yang masuk. Sukacita, dukacita. Senang, sedih. bahagia, menangis. Dicintai, mencintai bersama dia. Ini cobaan? siapa yang buat? Tuhan? atau manusia itu sendiri?

Tuhan tak pernah mencobai, tapi dia membiarkan mahluk ciptaannya itu dicobai supaya dia semakin kuat, semakin paham dan semakin dekat dengan Dia.

Dia berubah? perasaannya berubah? ah tidak. Hanya saja, dia menjaga hatinya, sama seperti sebelumnya, dia semakin erat memeluknya.Tergores lagi, tertusuk lagi. Ah itu bisa sembuh. Waktu bisa menyembuhkan segalanya bukan? Tergantung si mahluk itu, apakah dia akan tetap menjadi si batu karang yang teguh, atau dia hanya menjadi rumput laut yang mengambang kemana saja?. Dia batu karang, dia mencinta, dia setia.

Ah, air ini semakin dingin. mahluk itu beranjak, meraih kain putih tebal dari gantungan, lalu menyampirkannya. Dia keluar, berpikir seribu kali, berpikir terbalik, berpikir dengan kata "if only" lalu menjawab masalah hati.

Masalah hati? serahkan pada dia. Biar dia yang menegaskan kepada siapa hatinya bermuara. Apakah dia menjadi mahluk yang bertanggung jawab dengan kata-katanya, atau hanya menjadikan bagian ini sebagai pelariannya saja? terserah dia. blackguard atau whiteguard. Let us see.. Tuhan beri yang terbaik.


COS

Post a Comment

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler