Saskiyah Bayi dengan Meningocelle

Nama: Saskiyah
TTL: Tanjungpinang, Selasa 6 Juli 2010
Ayah: Safadi,30
Ibu: Maemunah
Kasus: Meningocelle (Spina bifida) atau Meningokel

  BAYI asal Tanjungpinang itu ditemani ayahnya Safadi beserta tantenya Leni tiba di Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) Sekupang, Jumat (9/7) pukul 10.00WIB setelah mendapat pertanggungan biaya dari Pemerintah Kota dan Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Usai melapor ke ruang perawatan, bayi bernama Saskiyah tersebut langsung diperiksa dokter spesialis anak, Meidy Posuma,SpA.

Saskiyah lahir dengan kondisi seperti berkepala dua kini dirawat intensif di Rumah sakit Otorita Batam (RSOB) di Sekupang. Bayi tersebut ditangani empat dokter spesialis. "Istilah medisnya Meningokel atau penyakit kelainan embriologis karena kekurangan asam folat yang membentuk jaringan tulang di kepala dan otak tidak sempurna," ujar Dokter Spesialis Anak RSOB, Meidy Posuma saat memeriksa kesehatan Saskiyah di ruang flamboyan.

Bayi perempuan itu pun dibawa ke ruang khusus radiologi guna menjalani scanning kepala. Scan langsung ditangani dokter spesialis radiologi RSOB, Pingkan Fradita dengan menggunakan teknologi tiga dimensi. "Dari scanning multislice yang dilakukan, terdeteksi bayi tersebut bukan mempunyai dua kepala. Hanya satu kepala utuh, namun ditemukan ada lubang di tengkorak bagian belakang karena selaput pembungkus otak tidak sempurna sehingga cairan otaknya keluar melalui lubang tengkorak. Otak masih tetap utuh dalam tulang tengkorak, hanya liquol saja yang keluar" ujar Pingkan.

Pingkan mengatakan, tidak ada gangguan berarti yang mempengaruhi kinerja otak bayi, begitu juga dengan pembesaran cairan di kepala. "Scan ini hanya lanjutan saja. Sebelumnya sudah dua kali dilakukan scan di RSAB dengan sistem monoslice. Sejauh ini masih oke," ujarnya.

Usai di scan, bayi kembali dibawa naik ke kamar khusus bayi, ruang flamboyan. Bayi langsung disambut dokter spesialis bedah saraf, Gumar Jaya. Tidak sampai 10 menit mengamati kondisi bayi, Gumar mengatakan kondisi Saskiyah tersebut sehat dan bisa menjalani operasi.

Hanya saja, butuh penanganan khusus untuk menetapkan sistem operasi seperti apa yang cocok dilakukan bayi yang baru lahir lima hari lalu ini, apa sistem sedot atau membuat irisan diantara tengkorak belakang yang bocor.

"Kami perlu membuat kesepakatan dulu antara dokter spesialis bedah saraf, spesialis anak, anastesi dan dokter radiologi. Rapat akan disegerakan, dan mungkin dua sampai tiga hari kedepan kami akan lakukan operasi. Masih bisa ditangani di RSOB," ujar dokter Gumar.

Dokter Meidy mengatakan, fokus utama dari persoalan yang diderita si bayi hanya cairan kepala yang kini membentuk satu jaringan baru akibat dari pembungkus otak yang mempunyai defek atau titik lemah dalam selaput pembungkusnya.

"Ketidaksempurnaan ini terjadi sejak bayi dalam kandungan ibunya. Ini terjadi karena sang ibu tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi seperti kekurangan asam folat dan terinfeksi virus selama masa kehamilan, juga terlalu banyak bergerak, atau si ibu pernah mengalami benturan keras dan efeknya terjadi trauma kepada bayi di dalam kandungan. Bisa saja seperti itu," ujar Meidy.

Dia mengatakan kondisi bayi saat ini normal, hanya saja mengatasi tekanan pada cairan yang terbungkus kulit yang terbentuk seperti sanggul di kepalanya tersebut, harus dimiringkan disamping kepalanya demi menghindari tekanan, supaya tidak terjadi pembengkakan. "Bayi ini harus dijaga hati-hati dan butuh perawatan intensif dari dokter maupun perawat jaga," ujar Meidy.

Kasus Meningokel bukan menjadi kasus baru lagi di negara berkembang seperti Indonesia, khususnya daerah industri seperti Batam. Meningokel bisa ditemukan seperti di hidung, punggung dan saluran pembuangan terakhir manusia yang membentuk seperti ekor. "Ada banyak kasus Meningokel ini, tapi mirip kepala dua karena tumbuh rambut baru kali ini terjadi. Ini aneh," tutur Meidy.

Meidy mengatakan, kemungkinan besar sistem operasi yang dilakukan yakni membuat irisan lebar di jaringan tulang kepala bagian belakang Saskiyah untuk mengeluarkan semua cairan terendap yang membengkak memisah di kepalanya tersebut. "Namun itu akan kita serahkan kembali pada kesimpulan akhir tim dokter spesialis yang menangani nanti," ujarnya.

Kapan pun operasi pengeluaran cairan dan menghilangkan selaput pembungkus otak yang terpisah dari kepala itu diadakan, yang jelas Saskiyah ditangani empat tim dokter yakni dokter bedah saraf, Gumar Jaya, dokter spesialias anak Meidy Posuma, serta dokter anastesi Satriyo Yoeli Sasono dan dokter spesialis jantung Afdalun Hakim.

"Kabar gembiranya, saat masing-masing dokter memeriksa, kondisi bayi sehat dan belum ada kesulitan yang kita temui. Semoga dia sehat terus sampai operasi berlangsung, paska operasi dan dia tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat serta menjadi kebanggaan keluarganya," ujar Meidy.

** Menjadi Perhatian Pengunjung RSOB
Hadirnya pasien baru Saskiyah menjadi perhatian pengunjung ruang perawatan anak RSOB di Sekupang. Banyak diantara mereka menyangka Saskiyah menjadi salah satu bayi yang lahir dengan kondisi kembar siam.

"Kepalanya kok bisa lengket begitu. Satu badan tapi dua kepala. Astagfirullahallazim," ujar Etha, salah satu keluarga pasien di ruang Flamboyan sambil menutup mulutnya dan menahan haru.

Lantas dia pun mendekati dan bertanya kepada tante bayi Saskiyah, Leni yang sedang duduk di ruang tunggu kamar Flamboyan mengenai kondisi ponakannya tersebut.

"Dia lahir Caesar di klinik Tiara Bunda di Tanjung Pinang. Dua kelahiran sebelumnya, ipar saya Maimunah masih melahirkan normal. Baru ini dia cesar dan anaknya kondisi seperti ini. Saya hanya menemani saja," ujar Leni sambil merapikan empat tas besar keperluan bayi dan keperluan mereka selama berada di Batam menjaga ponakannya tersebut.

Selain itu, banyak juga pengunjung RSOB yang menaiki lantai dua RSOB tempat bayi dirawat karena penasaran melihat kondisi bayi tersebut. Namun rasa penasaran mereka tidak terbayar, karena bayi dimasukkan khusus ke ruang perawatan membaur dengan bayi-bayi yang dirawat lainnya.

***Safadi: Itu Amanah Allah, Akan Saya Perjuangkan
Safadi dan keluarganya tidak pernah menyangka Saskiyah, bayi perempuan yang mereka idamkan lahir dengan kondisi selaput pembungkus otak tidak tumbuh normal. "Orang tua manapun tidak pernah berharap anak-anaknya lahir dalam kondisi aneh, termasuk saya. Meski sedih, saya bahagia. Saskiyah itu amanah Allah, akan saya perjuangkan," ujarnya.

Dia mengaku sedih, bersama dengan sepupunya Leni, dia berangkat ke Batam untuk segera mengobati dan mengangkat penyakit yang diderita bayi perempuannya, sementara istrinya Maimunah,29 sedang terbaring lemas dan tidak berdaya di rumah mereka di Tanjung Pinang. "Tidak ikut, masih lemas akibat operasi Caesar sewaktu melahirkan. Biarlah saya saja," ujarnya.

Tante Saskiyah Leni mengatakan, sebelum melahirkan adik iparnya yang juga ibu Saskiyah, Maemunah pernah mengungkapkan dia bermimpi seorang kakek tua memberinya dua kantong. Isinya satu kantong keras, dan satu lagi kantong lembek berisi cairan. "Rupanya ini jawaban dari mimpi itu. Ponakan saya menderita kelainan di kepalanya," ungkapnya.

****Hanya Ditemani Sang Ayah
Hari-hari sebelum Saskiyah dioperasi, dia hanya ditunggui ayahnya, Safadi. Tantenya Leni yang ikut mengantarnya ke Batam sudah pulang ke Tanjungpinang. "Sudah pulang. Tidak apa-apa saya yang menjaga. Biar hemat biaya," ujarnya.

Ayah tiga anak ini mengatakan, setelah sehari dirawat di RSOB, kondisi bayinya sehat dan normal. "Tadi pukul 08.00 WIB, dokter Meidy datang memeriksa dan mengambil berkas-berkas yang dibutuhkan di ruang Flamboyan. Tanya kondisi anak saya, dokter menjawab baik-baik saja. Operasi tinggal menunggu hari saja," ujarnya.

Dia mengisahkan, Saskiyah merupakan anak perempuan pertama yang dia bersama istrinya idam-idamkan selama 15 tahun perkawinan mereka. Dua anak mereka sebelumnya, Qasim Muhamad,14 dan Muhamad Reynaldi,8 lahir dengan proses normal dan sehat. "Disaat saya bahagia akan anak ketiga lahir perempuan, namun Allah menguji iman saya dengan hal ini. Saya ikhlas dan sabar saja," ujarnya.

Selama menjalani kehamilan 9 bulan seminggu, istrinya tidak pernah mengeluh dan terlihat sehat saja. Hanya saja, istrinya sering mengeluh sakit pinggang karena di saat hamil bulan ketiga, Maimunah pernah jatuh usai mencuci pakaian di kamar mandi di rumah mereka. Sejak itu istriny sering mengeluh lelah dan sakit pinggang sampai proses melahirkan tiba. "Dia pernah periksa ke bidan, katanya tidak masalah. Bayi dan ibunya sehat. Hanya kecapean saja. Mungkin dampak jatuh itu sehingga janinnya rusak di kandungan dan akhirnya begini," jelasnya.

Safadi mengatakan, selama masa hamil, istrinya hanya sekali saja memeriksakan kandungan dan itu pun ke bidan, karena kebutuhan ekonomi keluarganya yang tidak memadai. Selain itu, istrinya juga sering terlambat makan. "Kadang dalam sehari, hanya sekali makan saja. Itu kalau dia banyak pikiran, jadinya tidak nafsu makan," tuturnya.

Namun pria yang mengenakan jaket hitam dan celana jeans pendek ini mengatakan, meski istrinya kehilangan nafsu makan, dia selalu membayarnya dengan membelikan soup ayam. "Itu makanan kesukaan Maemunah," ujarnya.

Tiba-tiba ponsel Safadi berdering. "Sebentar, istri saya menelepon," ujarnya. Lantas dia pun menjawab pertanyaan sang istri dari ponselnya. Raut mukanya langsung tirus dan sedih. "Kamu jangan menangis lagi. anak kita sehat kok, tadi dokter sudah periksa. Kalau kamu nangis terus, saya pun disini tidak nyaman," ujar Safadi menguatkan istrinya.

Sembari mengucap maaf, dia pun kembali duduk di kursi tunggu. Dia menuturkan dia bersama istrinya hanya menyiapkan uang Rp2 juta saja menyambut kelahiran Saskiyah, karena mereka menganggap kelahiran ketiga ini bakal sama dengan dua kelahiran sebelumnya yang dialami sang istri.

Tak disangka, saat proses persalinan sang istri harus menjalani operasi sectio caesario di Tanjungpinang dan membutuhkan banyak biaya supaya klinik yang mereka datangi langsung melakukan operasi. Dengan panik, Safadi pun langsung menjual motor Yamaha Vega miliknya. "Tidak cukup uang, panik karena tidak ada yang bisa dipinjami uang, saya pun memilih harta paling berharga kami, sepeda motor Yamaha Vega R dijual. Beruntung keluarga mau membelinya Rp4 juta. Berapa pun uang yang diberi, saya terima saja yang penting istri saya segera dioperasi," ujar Safadi.

Meski kejadian yang tak diduga ini menimpanya, Safadi tetap terlihat tenang dan menyatakan dia pasti sanggup melewatinya dengan bantuan Tuhan dan orang yang perduli kepada keluarganya.

Dua hari di RSOB menjaga anaknya, pria yang hanya tamat kelas satu SD ini menyatakan selalu berkonsultasi dengan dokter dan perawat jaga demi mengetahui kondisi anaknya dan kapan segera dioperasi. Dia mengaku rela tidur di kursi tunggu ruang flamboyan demi menjaga Saskiyah.

Sementara itu, dokter spesialis anak Meidy Posuma mengatakan hal tersebut terjadi karena sang ibu kekurangan asam folat dan tidak menjaga bayi selama dalam masa kandungan dengan tidak menjaga kesehatan diri sendiri. "Terlambat makan, banyak bergerak dan tidak rutin kontrol. Ya ini penyebabnya. Masa kehamilan itu harus benar-benar dijaga dengan menerapkan hidup sehat," ujarnya.

Akibat kekurangan gizi tersebut, maka menimbulkan defek tulang dalam janin secara embriologis. "Ini disebut proses neurulasi, yakni tetap melekatnya ektoderm epidermis dengan ektoderm neural sehingga migrasi sel sel mesoderm pembentuk tulang ke tempat tersebut terhambat dengan akibat di area itu tidak terbentuk tulang," ujarnya.

Sementara itu, dokter spesialis bedah syaraf Gumar Jaya mengatakan sistem operasi yang akan mereka lakukan kepada Saskiyah yakni mengangkat dan memotong kantong di belakang kepala dan menutup lobang yang terdapat di tulang tengkorak bagian belakang. "Penutupan itu harus benar-benar teliti dan tidak boleh ada celah sekecil apa pun supaya tidak tumbuh lagi jaringan baru," ujar Gumar. ***

2 comments :

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler