Menantang Langit Osaka Dari Umeda Sky Building



Gedung Umeda Sky Building seolah menyentuh langit di siang hari. Langit biru memantul dari dindingnya. 

OSAKA menjadi kota kedua di Jepang yang saya kunjungi setelah Tokyo. Menggunakan transportasi Willer Bus yang saya beli seharga 10.000 yen untuk paket tiga hari, saya melakukan perjalanan darat selama 10 jam dari stasiun Willer di Sumitomo Building yang berada persis di belakang stasiun Shinjuku di Tokyo menuju Osaka.





Stasiun Willer Express di Osaka berada persis di belakang gedung Umeda Sky Building. f-COS
Stasiun Willer di Osaka berada persis di belakang gedung pencakar langit, Umeda Sky Building. Pukul 07.00 pagi, bus yang membawa saya pun tiba di stasiun Willer itu. Tak langsung meninggalkan stasiun yang terletak di kawasan Oyodanaka, Kita-Ku, Osaka itu, terlebih dahulu saya sarapan mengisi perut yang sudah lapar dengan sepaket teh lemon panas dan semangkok Pho, mie Vietnam seharga 500 yen di kafe stasiun.

Oh ya, dalam perjalanan menuju Osaka itu, saya berkenalan dengan pejalan dari Vietnam. Namanya Dhan Tran. Dia gadis berusia 32 tahun, yang juga bekerja di media. Sama seperti saya. Dia mengaku ini kunjungan perdananya ke Jepang, ingin melihat sunset dari kastil Osaka. Saya kira kami akan berpisah di stasiun, nyatanya dia menawarkan diri untuk gabung sarapan bersama, bahkan bersedia mengikuti kemana pun saya hari itu. Tapi masalahnya, saya masih menunggu rekan saya Eric, yang busnya baru akan tiba di Osaka sekitar pukul 11.30 siang, karena busnya transit di Nagoya setelah drama booking tiket yang menghabiskan waktu empat jam di Shinjuku, Tokyo.


Umeda Sky Building. f -COS 


Eskalator di dalam gedung Umeda Sky Building. (Lihat foto di atas, garis penghubung dari lingkaran bulat yang menurun itu, inilah eskalator itu. Saya turun dulu kakaaaaaak) f-COS 

"Saya ingin ke ke Shitennoji, dan ingin ke Dotombori juga. Tapi tujuan utamaku ingin ke Osaka Castle sebelum check-in ke hostel. Namun, biarkan saya juga ikut menunggu temanmu," ujar Dhan Tran.






Taman-taman di Umeda Sky Building. f-COS 

Kelar sarapan pagi, tak lantas membuatku beranjak. Suasana sekitar stasiun sangat nyaman. Aliran air dari taman dengan aneka tanaman dan pohon yang daunnya sudah mulai berubah warna membuatku terbenam, menikmati akan indahnya musim gugur. "Welcome mommiji, enjoy this season Chay," ujarku dalam hati.

Pengunjung cafe Willer bus itu pun makin ramai. Lantas mengajak Dhan berbenah. Kami menuju Umeda Sky Building yang hanya 20 meter jaraknya. Bangunan itu sangat megah dengan arsitektur seperti robot. 80 persen materianya kaca ditambah aneka baja sebagai bagian penghubung bangunan.


Di lantai 35 Umeda Sky Building. f-Dhan Tran



at Tower East Umeda Sky Building. f-COS

Umeda Sky Building ini terdiri dari 42 lantai, memiliki ketinggian mencapai 173 meter. Memasuki lantai dasar dari bagian pintu tengah bangunan, saya menuju kantor Willer Express di sebelah kiri. Menitipkan tas di loker seharga 150 Yen.


Rancang bangun Umeda Sky Building. Karya ini dibuat dari triplek bekas bangunan.



Anak mudanya eh gue di rooftop Umeda Sky Building.






Ruangan di dalam Umeda Sky Building. Disini ada ruang pertemuan yang bisa menampung 10-an ribu tamu lho

Melihat arsitektur gedung Umeda Sky Building ini, saya dibuat terpukau. Lantas saya mencari apa saja yang bisa didapatkan di gedung yang menurutku futuristik design ini. Benar saja, ini gedung selain menjadi objek wisata, juga dijadikan sebagai gedung observasi dan termasuk salah satu dari 20 gedung besar di dunia bersanding dengan bangunan gereja La Sagrada Familia di Barcelona, Spanyol. Bentuk bangunan ini seperti huruf U terbalik, hanya saja di bagian tengah gedung ada penghubung yang terbuat dari rangka baja, dan rangka baja itulah menjadi salah satu yang fenomenal dari bangunan ini, yakni Floating Garden Observatory atau Taman Gantung Observatory.

Selain taman gantung observatory, gedung ini terdiri dari perkantoran, pusat perbelanjaan, pusat observasi, ballroom, dan bahkan di beberapa roof top bangunannya ada taman dengan tanaman yang sangat bermanfaat. Bukan bunga, melainkan padi, bawang dan aneka jenis sayuran. Jepang memang keren ya, sudah negara maju dengan teknologi terkini di dunia, tapi mereka malah sangat menghargai alam, memanfaatkan ruang dengan semaksimal mungkin hingga di gedung semodern ini pun mereka memanfaatkan taman dengan tanaman yang lebih berguna untuk kemanusiaan. _Tak pernah habis pujianku akan negeri matahari terbit ini. Itulah sebabnya saya harus mengunjungimu lagi negerinya om Takeshi Kaneshiro. haha _

Oh ya, taman gantung Observatory ini berada di lantai 40. Menuju kesana, pengunjung wajib bayar 700 yen supaya bisa menikmati taman dan melihat keseluruhan Osaka dari puncaknya. Lantas bagaimana dong pengunjung yang ingin menikmati kota kota Osaka tanpa harus mengeluarkan biaya? Bisa. Dari lantai 35. Jadi menuju ke taman observatory ini,tidak ada lift yang langsung menuju ke lantai 40, semua harus melewati lantai 35 dulu. Ada lift khusus dari lantai 35 menuju lantai 40. Menuju akses lantai 40 itu, di lantai 35 itu kita bisa berbelanja aneka souvenir dan snack Osaka dan juga melihat landmark kawasan Umeda Sky Building. Keren dan rapi sekali.

Berbicara mengenai lantai 35 ini, dari bangunan ini, kamu juga sudah bisa melihat Osaka secara keseluruhan kok. Ratusan bangunan skycrappers seolah kerdil di hadapan. Yep, dari lantai 35 ini saja, saya bisa menantang langit Osaka di kejauhan, menutup semua bangunan hanya dengan satu telapak tangan. _Maaf bukan songong, ini bagian dari ekspresi. Ternyata melalui mata yang melihat, saya bisa menutup hal-hal yang terlihat dengan satu telapak tangan saja sejauh mata memandang. Apalagi menutup permasalahan yang didengar telinga lewat telapak tangan. *Eh ini apaan sik? ya maklum, saya masih terbawa emosi dengan surat terbuka salah sasaran mahluk astral tadi pagi (Tamparin jidat pake telapak tangan.. hiks)_


Osaka siang hari dilihat dari lantai 35 Umeda Sky Building.


Osaka malam hari dilihat dari lantai 35 Umeda Sky Building. 

Osaka indah banget dilihat dari Umeda Sky Building. Menyajikan khas kota metropolitan yang menunjukkan kemegahannya dengan aneka gedung pencakar langit saling menantang bersanding dan saling tersisip dengan gedung-gedung lainnya. Dari puncak gedung itu, saya masih bisa melihat, diantara gedung-gedung tinggi itu, ada bangunan lama khas Jepang. Gedung-gedung itu menjadi seperti pagar pelindung bangunan bersejarah di tanah Chuo-ku itu.

Ada lagi yang unik dari gedung Umeda Sky Building yang menjadi salah satu kebanggaan Osaka saat ini. Bangunan ini tidak menggunakan cat sama sekali di luar gedungnya. Melainkan semuanya berdinding kaca. Akibat dari pantulan kaca itu, warna gedung ini akan menyesuaikan warna langit. Kala cerah bercampur awan putih, maka warna gedung ini akan memantulkan warna serupa. Kala mendung, maka gedung ini pun akan memantulkan warna mendung. _Warbiyasak sekali ya_ Saya sampai terpelongo kaya orang kampung yang baru pertama kali ke kota saat melihat langsung pantulan warna langit menyatu di gedung Umeda ini, kala menyaksikannya dari Osaka Station yang hanya berjarak 10 menit berjalan kaki di sebelahnya.

Saya disadarkan, Umeda Sky Building berbeda dengan gedung pencakar langit yang pernah saya naiki di Jakarta dan juga Singapura. Saya berpikir, kalau siang hari saja pemandangan Osaka dari ketinggian sudah indah begini, apalagi malam harinya? Saya pun berjanji pada diri sendiri akan kembali ke gedung ini pada malam harinya.



Si dedek yang cute yang berlari ke arahku dan memasang aksi saat saya mengabadikannya lewat kameraku. f-COS 

Bertemu dengan mas Eric, mencari makan siang, makan di taman, hunting foto, berjalan ke taman bertemu anak kecil Osaka yang lucu. Say hi, lantas dengan ramah dia mendatangiku, senyum dan mengangkat tangan sambil coba membentuk jari peace. hahaha... you are so cute dedek.. mmmuach. Lantas melanjutkan perjalanan ke landmark Osaka zaman dulu, Kastil Osaka (Akan diceritakan di thema selanjutnya. Itu pun kalau lagi gak malas. haha). Puas menikmati Osaka Castle, sebelum kembali ke penginapan, saya meminta mas Eric untuk kembali lagi ke Umeda Sky Building dengan iming-iming "Mas, indah banget kayanya lihat pemandangan Osaka pada malam hari dilihat dari Umeda. Keren banget. Ayo deh," doi menyanggupi. Yes. hahaha.

Dari stasiun Osaka Joen, membayar 220 yen menuju JR Osaka Sation. Dari stasiun, kami menuju ke luar gedung, berjalan kaki hingga Umeda Sky Building yang bisa ditempuh dengan jarak 10 menit melalui jalur pejalan kaki di bawah tanah. Tiba di Umeda, saat menaiki lift menuju lantai 35, kami sempat mengabadikan cara kerja lift kaca yang sangat cepat itu lewat rekaman video.


Saya berdiri dengan pemandangan Osaka.


Osaka malam hari. f.COS 

Dari lantai 35, kami mendapat gambaran Osaka secara keseluruhan pada malam hari. Kerlap-kerlip lampu malam dari berbagai gedung tinggi, aneka transportasi cepat menggaris cahaya menjadikanku mengabadikan pemandangan malam menakjubkan ini.

Kalau mengunjungi Osaka, gedung Umeda Sky Building ini sangat recommended untuk dikunjungi. Baik siang atau pun malam hari, kalau perlu observasi seluruh kawasan bangunannya sepanjang hari, saksikan pemandangan Osaka secara keseluruhan dari gedung ini. Keren banget soalnya. _Bukan iklan lho ini yak,apalagi endorse, ini pengalaman pribadi_


Di sebelah gedung Umeda Sky Building. di belakang gedung itu Osaka station berada.


Bersiap ke penginapan di Shin-Imamiya Hotel. 

Puas cekrak-cekrek kamera, kami memutuskan pulang. Pulang? pulang kemana? ke penginapan maksudnya. Sudah terlalu telat check-in, kami kembali ke JR Osaka Station, membeli tiket seharga 130 yen menuju Shin-Imamiya Station, lalu mencari peta buta menuju penginapan di Hotel Shin-Imamiya. Untung ketemu, dan kami pun tidur pulas setelah mandi. Eh enggak ding, masih pergi wisata malam menuju kawasan Namba dan Dotomburi. Bye!!! ***


NOTED:
Seluruh foto adalah koleksi pribadi.
Setiap foto yang tak ada watermark, saya ambil menggunakan kamera ponsel iPhone5.
PENTING JUGA: Jadi kalau mau ada yang ambil fotonya, monggo..silakan, tapi jangan lupa tulis sumbernya darimana, dan kalau bisa, link ke sumber foto itu sendiri. Mari sama-sama menghargai karya orang lain dan menjadikannya sebagai budaya di Negeri ini. Mauliate/terimakasih/thankyou.


Regards,

Chaycya O Simanjuntak. 
(catatan traveler)

10 comments :

  1. Ciyeeeee.... Yang minggu depan DoTS episode terakhir. *campakin mereka ke daerah konflik* #apaansih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hapalah engko Chailuk...

      (Habis kuota nonton streaming)

      Delete
  2. Keren ya.. ada padi di tanam di roof top bangunan futuristik.. warbiyasak! Yang jelas jauh lebih warbiyasak dari pada surat terbuka salah sasaran itu ya, Chay :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear mba Dian R,
      Iya mba, keren banget dah itu gedung Umeda di Osaka.. Mereka sangat menghargai alam banget. Warbiayasak..

      Delete
  3. Masuk nya bayar atau free kaka? Hahhaha
    Doakan semoga aku bisa menyusul kesana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Chotijah,

      Naik ke lantai 40 Umeda Sky Building bayar 700 yen. Beli tiketnya antri di lantai 35. Selalu ramai. Tapi kalau cuma menikmati pemandangan biasa saja, bisa kok dari lantai 35, pinter2 saja menyusup ke beberapa ruangannya. hahaha.

      Amin, pasti bisa menyusul kesana Choti :)

      Delete
  4. duh maren di osaka gk mampir ke umeda sky, hikss...kyknya kudu balik sana lagi, semoga deh hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Asad,

      Cus ke Japan lagi. ITu negara memang nganenin banget.

      Delete
  5. belum berani bermimpi bisa kesana..... :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sarah E,

      Harus berani mba.. Jepang negara yang ramah banget kok.. don't be afraid :)

      Delete

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler