June, 10-2014

Baru saja merebahkan diri,
Tv pun sudah dalam posisi off.
Lalu mematikan lampu, ya.. Syarat mutlak tidurku, selain harus rapi, wangi, juga lampu harus mati.

Terduduk..
Ah, meraih remot tv lagi, menghidupkannya. Bukan channel, tapi memilih MP3 dari USB yang terpasang di belakang. Memilih folder lagu dari boyband kesukaan dengan volume minim.

Ingin tenang.. Begitulah yang terpikirkan.
Ingin tidur di bawah jam 00.00 WIB, begitulah keinginan. Ya, lima hari selalu tidur dini hari. Insomnia kembali lagi mengelayuti, merusak jadwal biologis seluruh organ tubuhku.

Mengingat foto kiriman seorang teman, yang menggambarkan kerusakan hati apabila tidur terlalu lama di malam hari alias begadang, sangat membuatku takut.

Ah, tiba-tiba saja.. Tak terasa sudah 3 lagi terputar.....


Sejenak berhenti, meresapi arti, makna dari lirik lagu sambil menghirup wangi minyak kayu putih, berpadu bedak baby dari tubuhku. Aaaah, sangat melegakan.

Aahhh.. Tiba-tiba, think, think and think.
Terlalu banyak ide di pikiran yang hasil akhirnya utopia. Melayang-layang.
Terlalu banyak pikiran, kenangan akan perbuatan,
Dan dibawa kembali.. Mengingat kembali perjalanan hidup.

Ternyata, perjalanan hidup ini sama seperti perjalanan para penjiarah menapaki jalan-jalan, terusan dan arah mencapai pencarian akhir.
Bukan mulai atau hasil akhirnya yang terlintas, melainkan saat menjalaninya, bertemu orang-orang baru di dalamnya, dengan sikap dan sifat yang berbeda dalam dirinya masing-masing.

Dalam perjalanan sehari-hari,
Kerap kali menjumpai berbagai sikap.
Ada baik, jahat, nakal, bandel, bijaksana, slengean dan semau gue.
Ada tukang gosip, ada pendiam
Ada suka tertawa, kadang mengulum senyum, ada yang kalam.
Ada pejuang, ada pengecut.
Ada pemimpi ulung yang rajin, ada si malang pemimpi.
Dan ya, diri ini ada dalam semuanya.
Kadang, sering membicarakan teman, menjelekkan teman.
Mendengar kita dijelek-jelekkan dari belakang.
Marah? Iya, kesal bahkan. Tapi lebih marah kepada diri sendiri, melihat wajah sendiri sambil berkata "kamu juga pernah berbuat demikian kepada orang lain, membicarakan orang lain. Jadi tak apa. Terima saja. Life is an echo. Apa yang kau perbuat, selalu hasilnya kembali kepadamu. Its Karma, terima saja".

Iyaaah, sambil bernafas panjang saat ini, menerima kembali apa yang seharusnya diterima, diberikan oleh waktu.
Hari-hari ini sangat jahat, tak pernah kembali. Kamu harus menyesuaikan di dalamnya, menerima apa yang alam sekitarmu berikan dan menikmatinya.

Ada rasa yang akan diberi oleh waktu lewat keadaan: cinta, benci, dendam, bahagia atau air mata. Itu bumbu penyedap dalam ramuan menu hidup. Terima saja.

Believe in echo
Believe in Karma
Believe in time, because time healing every wounds.
But most of all for all, believe in LOVE.

Ps, aah hanya buah pemikiran malam ini. Jangan diambil pusing, pikiranku sedang ingin mengeluarkan uneg-unegnya.

Warm regards,
Chaycya, 23.22 pm
Selasa, June, 10-2014

Post a Comment

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler