Happy Birthday Dad

HAPPY BIRTHDAY DAD

As your daughter, i came and i wish Happy lovely birthday to my precious dad Jisman Simanjuntak.
Today, you are 61st now
I pray to God, lets spend more time together this year.
It just because i like having you n mom near me.

I love you dad
Happy birthday bapa
Happy birthday opung doli

Dad,
You gave me life,
With mom you raised me
You loved me.
I feel blessed to have and calling you daddy, bapa in my life
I said THankyou,
But i know, THANKYOU is not enough.

Now, its my turn to take care of you my dear bapa.
Once more, let me say: Happy birthday Dad.. Live long n blessings... ( Chya)

Hi dad! Apa kabar? Aku ingin menuliskan sebuah kisahku denganmu. Yep, 25 menit lagi menjelang ulang tahunmu yang ke 61, aku memulai tulisan ini.

Aku baru saja kelar mandi, minum segelas air putih dan bersiap tidur. Eits, tv pun kumatikan. Dad, akhir-akhir ini insomniaku makin parah. Aku bisa tidur, kadang mulai pukul 03.30 pagi. Ntahlah, terlalu banyak pikiran atau memang apa? Ga tahu juga. Mengatasinya, aku menjauhkan handponeku, dan membaca buku sampai ngantuk melanda. Jangan marah yak dad.

Dad, aku mau melanjutkan membaca buku The Winner Stands Alone, karangan dari Paulo Coelho, seorang penulis asal Brazil. Sudah memasuki page 121. Namun, tetiba mataku melihat meja bukuku, diatasnya ada buku Kekuatan Motivasi. Ah sudahlah dad, aku boleh dikatakan pecinta sekaligus penghianat buku. Anakmu ini sangat suka membaca sampai kadang membeli lusinan buku, tapi hanya dua sampai tiga saja yang dibaca tamat. Selebihnya nyicil baca, ada yang masih dalam page kata pengantar, halaman keberapa, bahkan ada yang baru liat sampulnya saja dan belum membuka plastiknya. Buku Paulo Coelho yang ini saja, sudah barang 4 kali kayanya aku membacanya dari awal, karena tertahan di halaman ke berapa, lupa alur cerita menyeluruh dan akhirnya membaca ulang.

Kembali ke buku Kekuatan Motivasi, di halaman 48nya aku menemukan pernyataan anonim "PARA Pemenang sejak awal telah berhatap untuk menjadi pemenang. Hidup ini merupakan ramalan yang kita buat dan kita wujudkan sendiri".

Lalu aku pun teringat wajahmu dad, teringat senyum sumringahmu dengan kumis lebat ala Dul Anak Sekolahan saat bercanda dengan kami anak-anakmu, atau teringat mimik amarahmu saat memarahi kami, atau ekspresi wajah sendumu saat masalah datang menghadang.

Aku pun teringat tulisan tanganmu yang manis, rapi dan cantik di pintu dapur rumah kita. "JANGAN TANGISI KEMISKINANMU, TANGISILAH KEBODOHANMU". Tulisan sambung dengan kapur putih itu masih kuingat sampai sekarang dan bahkan selamanya dad. Waktu itu aku masih kecil, anak-anakmu semua masih kecil, tulisan itu menghiasi pintu dapur kita, pintu penghubung ke halaman belakang. Aku masih ingat, dapur kita dulu masih berlantai tanah untuk sementara waktu, karena kemiskinan yang sempat melanda. Aku tidak menyalahkan kebangkrutanmu dad. Malah aku bersyukur atas pemikiranmu yang selalu cemerlang, pindah dari rumah kontrakan ke rumah yang dibangun diatas tanah hasil keringat sendiri.

Dulu kecil aku belum tahu itu dad, aku hanya bisa menangis, dan protes saat mama memberiku makan siang dengan nasi PNS, lauk ikan selar sambal dan bayam tumis. Sepulang sekolah, mama memberiku makan, tapi akhirnya aku ga jadi makan karena nasinya bau catu. "Makanlah inang, enak kok," ujar mama kala itu. Aku tak mau. Waktu itu dad ga ada, kerja di Besitang.

Dad, tulisan itu mungkin menjadi catatan merah penyemangat dan penyesalanmu, tapi bagi kami, itu menjadi cambuk dan peringatan bahwa kami punya papa yang bijaksana, yang menghadapi masalah dengan hikmat dan bijak. Itu akan aku ingat selalu dad. "Kemenangan tidak akan diraih dari kemalasan dan kebodohan, kemenangan diraih dari usaha. Meski pun miskin, tapi harus punya cita-cita dan kami berjuang supaya kalian lebih baik dari kami. Biar kalian tidak mengalami apa yang bapa alami dengan mamamu dalam membesarkan kalian". Itu selalu kuingat dad.

Dad, sebagai seorang putrimu, engkau selalu menganggap aku borumu si Cakaya najugul tapi malo. Ada banyak kesalahan masa kecil yang kulakukan sehingga membuatmu marah dan menghabiskan uang orangtua. Terlalu mainstream memang. Berbahaya. Belajar naik sepeda, kakiku masuk ring, infeksi dan harus diobati, ada lagi, cabut dari sekolah karena keinginan belajar naik sepeda, jatuh ke parit dan stangnya nancep di kepala, bocor dan berdarah-darah. Ada lagi manjat pohon, atau main bersama teman, jatuh dan harus dua kali patah tulang, berurusan dengan dukun patah dan mantri tulang Jek. Itu membuat dad marah, saking marahnya, ditengah kesakitan patah tangan, engkau melemparku dengan sandalmu, kena ke pinggang dan sakittttt banget. Dad, maafkan aku. Aku tidak pernah membenci karena hal itu, aku tahu aku salah.

Dad, pria yang aku panggil bapa, seorang Jisman Vioner Parulian, anak dari Alm Gideon dan Pasti. Pria yang menikah dengan ratu di hatiku, mamaku, Ny Nur HR Nainggolan.

Dad, terimakasih telah berjuang membimbing kami,mengurus dan membesarkan kami, menyekolahkan kami ke altar strata akademis, bersama mama engkau mendoakan dan berjuang bagi kami anak-anakmu. Terimakasih dad.

Dad, terimakasih telah mengenalkanku kepada Tuhan Yesus Sebagai Juruselamat. Terimakasih telah mengakarkanku bagaimana caranya berdoa dengan mengadakan kebaktian keluarga setiap malam. Terimakasih atas pasang surut keluarga kita, tapi tetap kita satu dan kompak atas tuntunan kekuatan dari Tuhan.

Dad, terimakasih telah menjadi bapaku, menjadi opung bagi ponakan dan anak-anakku kelak.

Dad, ini udah pukul 00.11 am,25 Maret 2014. Biarkan aku mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN yang ke 61 bapaku, panjang umur, sehat selalu dan murah rejeki. Tuhan memberkatimu dad, tetaplah setia dan menjadi pendamping hidupnya mama dalam mengarungi bahtera ini, tetaplah membimbing kami dan kami berjanji akan membahagiakan kalian. Aku yakin dad, bapa dan mama pasti bahagia melihat anak-anakmu ini sukses dan bahagia. Kalian akan menuainya dad. Semoga sehat penuh berkat my hero.

Ps: although there are millions of man in the world, one thing is surely true, that i thanking God always and always, that you are my daddy, my dad, my bapa hasian. You are my best of the best bapa in the whole world.

God bless you dad, we love you somuch. :3

warm regards,
Chaycya, March 25 2014

3 comments :

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler