Bersyukur (throwback)

Bersyukur

Aku tak bisa memejamkan mataku
Bunyi alarm saat teduh kuabaikan
Bunyi berulang tetap kuabaikan

Tetiba terlintas
Throwback on this day,
Tepatnya 6 tahun lalu, jam segini aku belum tidur. Sibuk menyiapkan tiga copian skripsi untuk kubagikan kepada tiga dosen pengujiku.
Ya, tanggal ini di enam tahun lalu,
Tepatnya pukul 9.00 wib, aku memasuki ruang sidang FISIP UsU.
Meski ruangannya cukup luas untuk empat orang, tapi aku sesak nafas. Doa-doa supaya jangan grogi dan fokus tetap terlantun dalam hati.
Di dalam, dosen penguji utamaku, Zakaria Taher, bersama dosen penguji tamu Indra Kesuma Nasution, dan juga dosen pembaca Warjio. Aku bertemu mereka, mengucap salam dan duduk.

Tak kurang dari 15 menit, aku mempresentasikan isi Skripsiku, yang menjadi syarat utama seorang Chahaya mendapatkan gelar Sarjana Sosial bidang Ilmu Politik.
Serangan pascapresentasi pun berlangsung dari 3 dosen ini, aku dicerca pertanyaan rumit, ditekan mengenai cara penulisan dan mengapa terlalu berani membahas latar belakang UU, apalagi UU yang dianggap sensitif, apalagi menghubungkannya ke faktor dan kejadian di negara luar, adidaya, Amerika.

"Apa itu separatisme dan terorisme? Dimana letak teori kejadian Aceh dan Amerika? Apa perbedaannya? Efektifkah UU ini dengan menghadirkan platina dan anti teror detasemen 88??".

Aku hampir menangis, tapi kuacuhkan dan mencoba menjawab secara sadar, percaya diri berbagai pertanyaan racun itu. Tik tok tik tok tik tok.. Hening, diam, dua jam berjalan. Tiba- tiba aku disuruh keluar, membiarkan mereka berembug mengenai nasibku ke depan.  "Luluskah? Oh Tuhan bagaimana ini? Jawaban apa yang kuberikan pada mereka tadi?".

Di luar, para sahabat kampusku, Kiki, Catrine, Medrow, bg Gibson dan Bg Simon menungguiku setia. Aku langsung memeluk mereka. " udah jangan tegang gitu, lulus kok, jgn khawatir. Aku sudah dari dalam," ujar Catrine menguatkan. Oh ya, dia duluan menjadi alumni, seminggu sebelum aku sidang. Kami berdua menjadi mahasiswa angkatan 2004 yang dinyatakan lulus pertama dan berprestasi hanya dengan jangka waktu 3 tahun 3 bulan menyelesaikan 152 SKS mata kuliah. Mendahului beberapa senior 2002 dan banyak senior 2003. Bermegah? Tidak, tapi aku bangga akan berkat Tuhan ini.

30 menit sesudah keluar, aku dipanggil lagi. Pak Zakaria mulai ngomong " apa yang kau pikirkan bila kami bertiga tak meluluskanmu dan harus menjalani perkuliahan lagi disini selama 1 tahun ke depan?". Stuck, jantungku serasa melompat keluar. Aku tak bisa berkata apa-apa. Aku terdiam.

Ditanya lagi " apa yang akan kau sampaikan kepada orang tuamu dan bagaimana kamu menjaga perasaan mereka?".

Aku tarik nafas, melihat ke atas untuk supaya air mataku yang sudah menggenang tidak terjatuh. Aku bernafas pelan, tutup mata mengatur ritme suara agar tetap tenang. Aku menjawab " saya ikut kata nuraniku. Apa pun yang telah saya perbuat mulai dari proses kuliah, skripsi dan sidang meja hijau kali ini, aku percaya, aku telah mencoba memberi yang terbaik. Pun hasilnya saya mengulang, aku akan bertanggungjawab ke orang tuaku dan aku siap menanggungnya, dan aku yakin, mereka percaya kepada putrinya, seorang Chahaya yang berjuang demi masa depannya yang baik".

Tiba-tiba mereka bertiga tepuk tangan dan " kami mengucapkan selamat, segera sampaikan kabar bahagia ini kepada ayah dan ibu, mereka wajib mendengarnya: kamu lulus dengan predikat sidang SANGAT MEMUASKAN". What??? Air mataku pun tumpah.. Hampir cengeng, tapi tetap, makin deras. Aku berdiri,  menyalami mereka. Mereka menyalamiku, pak Zakaria menepuk pundakku " berjuanglah, dunia barumu akan dimulai. Tetaplah optimis kamu pasti sukses" ujarnya sambil berlalu.

Tuhan Yesusssss, semua karena anugerahMu.

Mereka keluar, aku pun keluar. Teman-temanku menungguku cemas. Aku berlari ke arah mereka. Aku menangis sejadi-jadinya di lantai dua gedung itu. "aku lulus," ujarku terisak. Mereka memelukku lama, mengucapkan selamat dan disini, aku bisa merasakan kebahagiaanku menjadi kebahagiaan sahabatku.

Aku bersyukur. Sidang meja hijau usai, saatnya persiapan wisuda di awal Januari 2008.  Mengabari kedua orang tuaku, menyandingkan mereka nanti di altar strata tertinggi. Terimakasih bapa, terimakasih mama atas bimbingan, doa dan keringatmu. Kelak ini kupersembahkan untuk kalian. Itu harapan dan doaku.

Mengingatnya hari ini, kenangan tak terlupakan. Semangat korban perang dan kemenangan dalam waktu bersamaan. Meja hijau, dosen dan hingga kelulusan. 3 tahun 3 bulan dari yang seharusnya 5 tahun. Usia 21 sudah mendapat gelar Sarjana. Ah terimakasih Tuhan, dulu dan sampai saat ini hingga masa mendatang aku bersyukur kepadaMu atas berbagai warna hidup yang Engkau beri.

Aku percaya, hatiku percaya dan selalu kupercaya bimbinganMu terbaik buatku. amen.

Chaycya
Throwback on this day.

Post a Comment

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler