Arah

Aku tersungkur..
Menegakkan sandaran kepal tangan diatas tanah keras yang kuanggap sebagai kehidupan dunia itu.
Tak lama sandaran itu kutolak, hingga aku setengah bangkit, memanjangkan sebelah kakiku mengambil ancang-ancang, sementara yang satunya bertekuk memusat kelutut.
Membuat hitungan, fokus suara, dan GO..
Derap dua kaki itu pun berlari kencang.

Penghalang yang ada di depan dapat kulalui.
Meski, ada yang tidak terkena dan mulus,
Ada yang terkena, membentur dan mengalami, pastinya, sakit.

Menurutku mencapai tujuan dalam hidup begitu.
Sejak mulai dari titik nol, jangan pernah melupakan masa lalu, dan terlalu fokus ke masa depan, sementara masa sekarang habis hanya untuk memikirkan dua masa yang terlewat dan yang belum terbaca menghadang.

Aku ingin keseimbangan sama seperti pelari itu..
Mensyukuri masa lalu..
Berterimakasih pada masa sekarang..
DAN
Berpengharapan pada masa depan..

Karena dengan mengingat masa lalu, hari ini kita bisa bersyukur dan berani dan yakin mengatakan "Terimakasih".
Dan dengan mengucap terimakasih, maka dalam kehidupan hari esok ada pengharapan yang terpancar.
Percaya meski belum menerima masa depan, seperti kita telah menerimanya, menjadi arah yang baik menuju keseimbangan.

Apa pun pengharapan di masa mendatang..
Semua pasti baik.
Tidak ada hidup yang terjadi atas nama kebetulan.
Saat ini persiapan tidur, menggumamkan pemikiran dan menuangkannya menjadi catatan itu bukan kebetulan.
Ini arah, bagian hidup yang harus kujalani.
Syukuri, terimakasih dan berharap seolah aku menerimanya.

Ini bukan tulisanku.
Ini bukan pikiranku.
Ada roh yang mengarahkanku mengungkapkan ini semua.
Aku tak bermegah..
Aku hanya pasrah dan menerima..
Itu arah..


Thank My God in my soul..
Gud nait all..
Chaycya @ GLR
11.59 pm
08102011

Post a Comment

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler