Pasar Bawah



Rekan berburu oleh2 di Pasar Bawah f Chaycya
 Bermula di Juni, 2011 lalu. Gue berangkat tugas ke Pekanbaru, Riau meliput konser ter-akbar di Indonesia, Soundrenaline.

Ibarat lompat antar parit,haaap!! hanya 40 menit penerbangan dari Hang Nadim Batam menuju Sultan Syarif Kasim Riau. (Sebelumnya, sponsor mengatakan saya akan berangkat ke Jakarta dulu, untuk briefing media, dan menggunakan GIA ke PKU bersama. Namun, karena ada perubahan agenda, briefing media pun dipindah ke Labersa dan saya tak jadi ke Jakarta, langsung dari BTH ke PKU)

Gue dijemput supir bernama pak Robert (eh beneran ga seh namanya? Lupa2 inget deh). Landing di Pekanbaru, ibu kota provinsi Melayu, Riau itu, turun dari pesawat dan masuk ruang pengambilan barang, ya ampunnnn ternyata gue satu pesawat ama group band Kerispatih yang kala itu, baru saja memperkenalkan vokalis terbaru mereka Fandy, setelah menendang keluar vokalis lama Samuel Simorangkir, karena masalah drugs.

Perpustakaan Daerah Provinsi Riau f Chaycya
Pantesan orang pada ramai senyum, tatapan menghujam ke arah gue jalan (perasaan udah kaya artis gue, pede jalan kaya peragawati dengan backpack dan sepatu kets, tak ketinggalan kacamata item. Kontras banget yak.hahaha), rupanya yang mereka liatin adalah segerombolan siberat yang ganteng yang jalan di belakang gw, tanpa pengawalan bodyguard.  *hmmm, pantesan ajah..huh -_-...

Tiba-tiba telepon berdering, gue angkat dan ternyata dari pak Robert. "Mbak saya disini, rambut keriting,  pegang kertas bertuliskan nama mbak. Mbak yang mana?". Langsung ini mata jelalatan liat ke kelompok manusia penjemput yang matanya jelalatan juga. Nah, sesuai pernyataan sibapak, rambutnya keriting (penemuan baru) pluss botak di tengah, sambil pegang kertas HVS bertuliskan "IBU CHAHAYA S, Media Batam Pos". Gw pun langsung melambai sambil tanya, "Pak robert?".

Saat ke kota ini, bandaranya lagi renovasi pembangunan gedung utama, yang nantinya gedung lama bakal dibongkar dan agak mundur ke belakang dengan bangunan lebih megah. "Lagi proses pembangunan mbak, nanti ini bakal jadi bandara terbersih, terbesar dan termewah," ujar pak Robert sambil membawa saya menuju penginapan di jalan Sudirman, Pangeran Hotel.

Tiba, saya langsung disambut rekan mb Ignes Messyta dari Major EO Mavericks dan Hubungan Publikasi media HM Sampoerna mb Adinda Kuntoro.

Masuk kamar, bertemu dengan rekan sesama jurnalis dari Singgalang, Yuni Chantika. Saya pun langsung kenalan, makan, mandi, tidur sebentar, lalu bersiap mengikuti rangkaian peliputan pemilihan band Soundrenaline di Score Cafe.

Keesokan hari, kita punya waktu setengah hari free, sebelum briefing dan konferensi pers di Labersa Hotel.
Ide menelusuri ini kota langsung berkembang, 'bagaimana kalau naik angkot saja? Or jalan kaki saja karena sepertinya ini pusat kota?' aku langsung berpikir, 'Jangan, panas, ga takut gosong kulit lo?'
Ting!!! Tiba-tiba muncul ide, "telpon pak robert sekarang. Cepatttttttttt' :))

Pak robert pun tiba dan menyambut kita di lobby hotel, "Pak, tunjukin kita tempat wisata yang bagus tapi merakyat deh," ujarku. Dia pun segera membawaku bersama dua rekan, Tommy dari Malang Post dan Yuni dari Singgalang. Kami menuju Pasar Bawah.

Apa seh kelebihan dari Pasar Bawah itu? "itu pasar rakyat yang sangat unik, sering dikunjungi pengunjung mulai dari warga Riau, turis lokal hingga mancanegara. Disana ada dijual berbagai oleh-oleh mulai dari asesoris, pakaian hingga oleh-oleh khas Riau seperti dodol durian, bingka, dan bahkan, asesoris Singapura pun ada disini," begitulah penjelasan pak Robert sambil nyetir kala itu (semoga tidak ada yang kurang maupun lebih, atau pun klo ada, maafkan, maklum bray udh hampir setaon ini pengalaman. Untung masih inget..hehe).

Beginilah kalau awalnya ekspektasi tinggi, membayangkan pasar bawah itu kawasan unik, tersendiri dan hanya ada di Riau dengan ke-khas-annya. Rupanya..jiaaaah sama ajah kaya pasar Rame or The Central di Medan, apanya yang unik pak Robert? Hiks..

"Kenapa dinamakan Pasar Bawah?" Tanyaku mulai bawel. Manaketehe.. sudahlah..hahaha..

Tapi yang jelas, di pasar ini, rekanku si Tommy sukses memborong oleh-oleh demikian juga Yuni.

Unik, selama di Pekanbaru, gue berasa di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Komunikasi masyarakatnya sebagian besar berbahasa Padang. Ini Provinsi Melayu, ko Bahasa Padang seh? Rupa eh rupanya,,! Sebagian besar penduduk Pekanbaru berasal dari Padang, katanya. Katanya yak? Gue juga kurang fokus tanya soal itu.. Aduuuh, Paniang kepalo den, tambua cie pake kuah tak pake tai kudo..hehehe


Three Masker Uap di depan Gedung Gubernuran Riau f Pak Robert

Pak Robert, supir mahaguide ini, lalu membawa kami ke Kantor Gubernur Riau yang berhadapan langsung dengan Perpustakaan daerah. Menurutku bangunan kantor gubernuran Riau unik, banyak tiang penyangga berbentuk perpaduan segi empat dan lonjong, sedangkan perpustakaan daerah, atapnya berbentuk dua lonjong miring dengan dasar di tengah. Keren deh pokoknya. *masih udik :))

Nah, abis itu, berburu kuliner..syalalala taaa daaa..ini yang gw tunggu.. Memilih rumah makan Pondok Patin dengan bentuk restoran yang bangunannya khas Melayu dan dibawahnya kolam dengan bunga teratai, sambil menikmati jus mangga,soup ikan patin, sambal teri pete, ayam goreng, sayuran, rendang, dan semua dan semua..menikmati aneka menu ini, gue langsung membayangkan menjadi Puan putri raja Melayu masa lampau..bwahahaha.. "Sedap gokil euiiy!!!


Para mantan2 gue di SLANK hahaha f Chaycya


Sudah?.sudah!!!!!  Kini saatnya bekerja..dan keesokan harinya konser pun dimulai...Slank, Ari Lasso, RIF, J-rock..aku padamu yak!!!! Lapangan Labersa pun membahana lautan ribuan manusia... :))

Kelar urusan konser dan jalan-jalin, now it's time to go home.. Thanks Soundre, Thanks Pekanbaru atas Pasar Bawah :) , thanks restoran-restoran dan pusat oleh-oleh, thanks durian ketan pinggir hotel, thanks semua rekan2 jurnalis dari seluruh Indonesia dan many thanks pak Robert my driver, our guide yang penjelasannya kadang tak sesuai kenyataan :) :)...  The End

Chya, 04122012
Soundrenaline Experience, June, 2011 in Pekanbaru

Post a Comment

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler