Perempuan Berkacamata Itu Kupanggil Ibu

My precious dad and mom
MELAHIRKANKU dan enam saudaraku
Merawat dan membesarkan kami dengan penuh kasih sayang dan cinta
Menyekolahkan dan mengantar kami sampai ke altar akademi strata tinggi
Engkau tidak pernah mengeluh kesulitan biaya,
Meski kami tahu engkau memutar seribu pikiran untuk mendapatkan itu.
Hutang, tidak punya perhiasan, hingga rumah kebanggaan pun engkau agunkan.
"Tidak masalah, semuanya baik yang penting anak-anakku tak kekurangan dan tak ketinggalan dalam sekolahnya," ujarmu kepada setiap orang yang bertanya.

Terkadang tidak sengaja melewati pintu kamar tertutup gorden motif bunga berumbai merah itu, aku melihat engkau bersimpuh, melipat tangan dan berderai air mata,
menyebut nama kami anak-anakmu dan melaporkannya ke Tuhan.

Kala pencobaan datang, engkau selalu tegar.
Tidak pernah menunjukkan sedih dan terluka dihadapan kami
Selalu berusaha ceria di depan kami.

"Tuhan baik nak, Tuhan lihat umatnya.Dia mengajar kita ke arah yang lebih baik. Jadi mengapa harus sedih?" ujarmu menguatkan hati kami.

Namun disaat sunyi tiada orang tahu
Kembali perempuan berkacamata itu bersimpuh, menangis berkomunikasi intim dengan Sang Pencipta

Adanya kami hari ini, karena engkau
Berharganya kami, karena doamu
Tegar dan teguhnya kami menjalani hidup karena pengajaran dan nasehatmu
Suksesnya kami hari ini karena keringatmu.

Engkau wanita perkasaku
Pahlawan pujaanku
Kuhormati sepanjang hidupku
Yang akan selalu ada di hatiku

Terimakasih Tuhan memberiku kesempatan memanggil perempuan berkacamata itu dengan sebutan terindah IBU.

Proudly dedicated to my lovely mommy, Ny.Nurhaida Simanjuntak boru Nainggolan.
Dec 23th 09. 09.32 am.

Post a Comment

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler